Titik Balik Pendeta Rio Pattiselanno, Cerita Tentang Kecelakaan Nahas Hingga 3 Periode di Kursi DPRD Surabaya 
Profil Dewan

Titik Balik Pendeta Rio Pattiselanno, Cerita Tentang Kecelakaan Nahas Hingga 3 Periode di Kursi DPRD Surabaya 

Selamat dari kecelakaan nahas di waktu muda, Rio Pattiselanno akhirnya memutuskan menjadi pendeta aktif di gereja, melayani Tuhan.

“Saya jadi pendeta tahun 1990, baru kemudian terjun ke dunia politik,” kata Pendeta Rio mengenang masa muda yang aktif menjadi senat fakultas di Ubaya, Selasa (15/4/2025).

Bekas kecelakaan yang membekas sampai saat ini yaitu lutut dan dagu yang pecah. Dalam kecelakaan itu, Rio terlempar dari sepeda motor dan jatuh tepat di dekat roda mobil yang tengah melaju.

“Harusnya mungkin meninggal ya, karena kepala ini hampir terlindas mobil. Tapi terus Tuhan menolong saya, akhirnya mobil itu berhenti persis hampir menyentuh kepala saya. Tapi lutut saya pecah, dagu saya pecah. Itulah menjadi titik balik dalam hidup saya,” imbuh pria kelahiran 17 April 1973.

Begitu juga dengan rekam jejak politik Rio di DPRD Surabaya. Menurutnya, perjalanan 3 periode menjadi anggota dewan, tidak lepas dari kuasa Tuhan.

Tahun ini merupakan periode ke 3 Rio terpilih menjadi anggota dewan dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Uniknya, dalam kurun waktu 3 periode ini, Rio meraih kursi dari background 3 partai yang berbeda.

“Semuanya karena Tuhan. Saya pertama kali terpilih pada periode 2009-2014 melalui Partai Damai Sejahtera (PDS) dari Dapil 3 Surabaya Timur. Namun, di tahun 2012, PDS tidak lolos verifikasi dan akhirnya saya pindah ke Partai Gerindra,” ujar Rio yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi A DPRD Surabaya.

Rio menghadapi berbagai tantangan, termasuk ketika ia mempertimbangkan untuk mencalonkan diri sebagai Walikota Ambon pada tahun 2019. Namun, fokusnya terpecah antara Pilwali Ambon dan Pemilihan Legislatif 2019.

Meski pindah partai dan daerah pemilihan, Rio tetap mendapat dukungan dari masyarakat, terutama melalui jaringan gereja.

“Meskipun saya berpindah dari Dapil 3 ke Dapil 4, teman-teman dari jaringan gereja tetap solid mendukung. Saya sering menyampaikan firman Tuhan di seluruh Dapil di Surabaya, jadi mereka sudah familiar dengan saya,” tambah Rio yang 35 tahun ini aktif menjadi pendeta.

Menurutnya, kunci kesuksesan adalah rekam jejak kerja yang baik selama menjabat.

“Hasil kerja saya di 2009-2014 dilihat oleh masyarakat ketika saya maju lagi di 2014-2019. Itulah yang membuat mereka tetap mendukung saya. Mereka merasakan hasil kerja nyata saya, dan Tuhan yang menentukan segalanya,” pungkas pria keturunan Belanda-Ambon. (Nor)

    Leave feedback about this

    • Quality
    • Price
    • Service

    PROS

    +
    Add Field

    CONS

    +
    Add Field
    Choose Image
    Choose Video
    X