Meriah, Pertunjukan Reog Ponorogo Hibur Warga Pakal Surabaya
Blusukan

Meriah, Pertunjukan Reog Ponorogo Hibur Warga Pakal Surabaya

Kesenian Reog Ponorogo sukses hibur masyarakat Kecamatan Pakal Surabaya, pada Minggu (5/2/2023). Tak hanya reog Ponorogo saja, pertunjukan seni ini juga diisi dengan tampilan warog, ganongan, jatilan, dan iringan karawitan dari Paguyuban Seni Singo Sekar Budoyo.  Samito Wibowo, salah satu pengelola paguyuban mengaku pihaknya telah melakukan persiapan matang, jauh sebelum hari pertunjukan. 

“Senang sekali akhirnya bisa menghibur warga Surabaya lagi. Hari ini untuk total semua penari dan pengrawitnya, melibatkan lebih dari 40 orang. Kalau untuk persiapan, sudah mulai berlatih sejak jauh-jauh hari. Khusus untuk hari ini, tadi sejak subuh sudah mulai dandan dan segala macamnya.” ujarnya ketika ditemui aspirasivirtual di lokasi. 

Tak hanya Samito, ratusan warga juga nampak antusias dan tumpah ruah menyaksikan pertunjukan seni yang berlangsung di Taman Cahaya pada pukul 07.00-09.00 WIB ini. Bahkan, warga nampak mulai padati lokasi sejak satu jam sebelum pertunjukan diawali. Mulai dari lansia hingga anak muda, nampak senang dan menikmati acara. Tak sedikit pula orang tua yang datang bersama anak serta cucunya untuk kenalkan budaya. Sebut saja Indah (40), seorang ibu yang antusias datang bersama kedua anaknya. Indah mengaku sangat senang, mengingat ini adalah kali pertama pertunjukan reog terlaksana di Kecamatan Pakal, Surabaya. 

“Saya datang sudah sejak jam 6. Ini bareng anak-anak. Senang sekali, akhirnya bisa ada pertunjukan seni lagi, apalagi ini pertama kali ada di Pakal. Anak-anak jadi bisa lihat langsung seni dan budaya yang ada, nggak hanya dari handphone saja.” Ujar Indah. 

Selain sebagai sarana hiburan, pertunjukan seni ini juga menjadi salah satu cara pemerintah kota untuk melestarikan budaya. Banyaknya penonton dari usia remaja, membuktikan bahwa seni tradisional masih menarik perhatian gen z. Tak hanya penonton saja, penari dan pengrawit dari Paguyuban Seni Singo Sekar Budoyo juga masih banyak yang berusia belia. Salah satunya Dila (19). Penampil tari jatilan ini, mengaku telah bergabung dengan paguyuban seni sejak menduduki bangku SMP. 

“Saya sendiri sudah bergabung sejak SMP. Kurang lebih sudah 5 tahun. Kalau ditanya alasan, memang dari awal senang dan tertarik di bidang kesenian, sekaligus ingin melestarikan budaya pastinya.”

    X