Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Surabaya telah membuka “Kios TPID (Wartek)” guna menjual beras medium Bulog dengan harga murah. Adapun harga yang ditawarkan adalah Rp10.400,00 bagi pedagang dengan NIB, dan Rp10.900,00 bagi masyarakat umum.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya, Antiek Sugiharti menjelaskan bahwa langkah tersebut diambil guna mengendalikan harga bahan pokok, terutama beras di Surabaya. Ia menegaskan Kios TPID akan mendistribusikan beras dengan harga yang tidak melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET).
“Kita membuat Kios TPID untuk menjual beras sesuai HET, agar pedagang juga tidak menjual beras dengan harga di atas HET. Untuk itu kita juga melakukan operasi pasar. Alhasil, adanya warung TPID ini akan menjaga harga beras di pasaran Surabaya lebih stabil” ujarnya.
“Kios TPID ini bisa mendistribusikan komoditi beras dari Bulog kepada pedagang di pasar atau langsung ke masyarakat. Sehingga harga (beras) akan terus stabil ” terangnya.
Kios TPID ini telah mulai dibuka di delapan pasar tradisional Kota Pahlawan, di antaranya Pasar Tambahrejo, Pasar Wonokromo, Pasar Pucang Anom, Pasar Kupang Gunung, Pasar Dukuh Menanggal, Fresh Market Kutisari dan Pasar Nambangan. Adapun jam operasional yang digunakan adalah mulai 08.00 WIB-12.00 WIB tergantung lokasi masing-masing Kios TPID.
Lebih lanjut, Antiek menjabarkan bahwa sudah ada regulasi yang mengatur tentang HET beras, yaitu Peraturan Badan Pangan Nasional RI Nomor 7 Tahun 2023. Guna memudahkan masyarakat mendapatkan informasi harga bahan pokok, pemkot telah melengkapi sejumlah pasar yang dikelola PD Pasar Surya dengan layar monitor.
“Pasar Wonokromo, Genteng, Pucang, Tambahrejo dan Pabean, sudah ada layar monitor yang menampilkan harga harian komoditas yang dijual di pasar tersebut, sehingga masyarakat bisa cerdas dalam membeli,” tambah Antiek.
Untuk diketahui, selain membuka kios TPID Pemkot Surabaya juga telah mengoptimalkan Gerakan Pasar Murah. Pasar murah tersebut lokasinya berada di Balai RW atau pendopo kelurahan dan kecamatan.
“Selain itu, kita juga mengadakan kegiatan Gerakan Pangan Murah setiap sebulan sekali berlokasi di daerah padat penduduk yang menjual komoditas dengan harga di bawah harga pasar dan penyaluran beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) ke kios-kios TPID,” tuturnya.
Guna mengevaluasi efektivitas langkah-langkah yang telah diambil, Antiek menyatakan bahwa pihaknya melakukan rapat koordinasi setiap dua kali dalam seminggu. “Rapat koordinasi dilakukan dengan Kemendagri (Kementerian Dalam Negeri) dan rapat koordinasi dengan TPID,” tutupnya.
Leave feedback about this