Warga Keputih Mengeluh Kepada DPRD Surabaya Terkait Terbatasnya Lahan Pemakaman
Surabaya 24 Hours

Warga Keputih Mengeluh Kepada DPRD Surabaya Terkait Terbatasnya Lahan Pemakaman

Wakil Ketua Komisi C DPRD Surabaya, Aning Rahmawati mengunjungi warga Keputih di masa reses atau penjaringan aspirasi. Momen ini tidak disia-siakan oleh warga Keputih. Di hadapan wakil rakyatnya, mereka menyampaikan beragam aspirasi dan keluh kesah yang dialami. Berharap ada solusi dan jalan keluar yang mampu diperjuangkan oleh para wakil rakyat.

Salah satu hal yang menjadi keluhan para warga Keputih ialah terkait permasalahan lahan pemakaman. Lahan pemakaman warga di Kelurahan Keputih saat ini sudah semakin menipis. Bahkan kondisi terkini, apabila ada warga yang meninggal dunia, jenazah dimakamkan di liang lahat yang sama dengan makam keluarga satu darah. Padahal di sebelah kawasan pemakaman tersebut terdapat tanah aset milik Pemkot Surabaya yang masih kosong belum dipergunakan.

“Warga memiliki keinginan agar kebutuhan akan makam ini juga terakomodir oleh APBD Kota Surabaya. Serta tanah aset pemkot bisa dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan masyarakat,” ujar Aning, Senin (16/5/2022).

Menanggapi keluhan warga tersebut, Aning Rahmawati mendorong Pemkot Surabaya untuk bisa mengoptimalkan tanah aset di sebelah makam untuk kebutuhan warga sekitar. Untuk itu, aspirasi warga ini akan ia kawal hingga menemukan solusi demi kebaikan bersama.

“Sesuai dengan aturan perda pengelolaan barang milik daerah. Asal daerah itu sebetulnya dimungkinkan untuk nanti aset itu dipakai oleh masyarakat”, tambahnya.

Di hadapan para warga Keputih, Alumnus ITS ini juga menyinggung tentang rencana Pemkot Surabaya yang akan membangun rumah sakit di kawasan Surabaya Timur. Aspirasi warga menjadi bekal masukan bagi Aning untuk mengawal rencana pembangunan ini. Sehingga pembangunan rumah sakit baru ini tidak hanya akan membawa manfaat namun juga tidak menyebabkan dampak buruk bagi warga sekitar.

“Termasuk aspek lingkungannya. Sebelum ada rumah sakit, kawasan ini sudah sering diterpa banjir. Jangan sampai dengan berdirinya rumah sakit ini malah menambah permasalahan bagi warga,” ujarnya.

Selain itu, Aning juga meminta agar Pemkot Surabaya mengkaji betul-betul rencana pembangunan rumah sakit di Surabaya Timur. Sebab, rumah sakit ini akan dibangun menggunakan skema pendanaan KPBU. Bila pendanaan mengunakan investor asal luar Surabaya, ia ingin Pemkot Surabaya memastikan penyerapan pekerja asal Surabaya sebanyak 40 persen.

“Jangan sampai kurang dari angka itu, sebab hal itu akan termaktub di regulasi pekerja lokal,” tandasnya. (fen)

    X