Akhir-akhir ini Surabaya diramaikan dengan kemunculan satu destinasi wisata baru bernama Pasar Ndonowati. Meski letaknya masuk ke dalam gang kecil di antara pemukiman padat penduduk, pasar ini tidak pernah sepi pengunjung.
Sudah jadi pemandangan lazim di Jalan Lidah Wetan Gang XI, Kecamatan Lakarsantri, tiap hari weekend tiba, gang kecil padat penduduk itu seketika menjadi ramai dipadati pengunjung dari berbagai wilayah di Jawa Timur.
Satu hal paling mencolok dan mampu menarik minat pengunjung adalah konsep Pasar Ndonowati yang mengusung suasana tempo dulu.
Dapat dilihat dari stan-stan para pedagangnya yang dimodifikasi sedemikian rupa sehingga menyerupai pasar lawas. Dari mulai meja untuk menjajakan dagangan yang serba kayu dan bambu, juga atap stan yang terbuat dari susunan daun-daun kering.
Beragam jenis menu makanan yang dijual di pasar ini, ada makanan ringan seperti rangin, serawut, martabak mi, rambut nenek, gulali, dimsum, batagor, macam-macam gorengan, dan masih banyak lagi. Sedangkan untuk makanan berat seperti lontong kikil, soto, nasi urap, hingga makanan khas Surabaya yang hampir jarang ditemui yakni semanggi.
Makanan-makanan tadi disajikan dalam bungkusan kertas maupun daun, sehingga lebih ramah lingkungan. Namun, sebelum membeli, pastikan uang tunai sudah ditukar dengan keping yang digunakan sebagai alat pembayaran khusus di Pasar Ndonowati.
Satu keping di sana setara dengan Rp2.000,-. Penukaran uang tunai menjadi keping dilayani di sebuah loket kecil di samping pintu masuk.
Novi (41), salah seorang pengunjung Pasar Ndonowati yang berasal dari Kota Sidoarjo menuturkan konsep pasar yang unik dan makanan yang murah menjadi alasan dirinya tertarik untuk berwisata di sini.“Baru kali ini saya tau di Surabaya ada tempat wisata pasar yang begini, ya. Unik, sih, dan makanannya macam-macam, harganya murah. Saya sama suami sering datang tiap minggu,” ujarnya.
Leave feedback about this