Upaya Mempertahankan Daya Beli Masyarakat di Tengah Kenaikan BBM 
Perspektif

Upaya Mempertahankan Daya Beli Masyarakat di Tengah Kenaikan BBM 

Sudah menjadi suatu keniscayaan ketika harga Bahan Bakar Minyak (BBM) mengalami kenaikan, akan menyebabkan biaya distribusi komoditas lainnya ikut melonjak. Sehingga harga komoditas lainnya di pasaran pun akan ikut naik. Satu hal yang dikhawatirkan dengan melonjaknya harga-harga kebutuhan pokok di pasaran ialah turunnya daya beli masyarakat.

Hal inilah yang dikhawatirkan oleh Wakil Ketua DPRD Surabaya, AH. Thony. Turunnya daya beli masyarakat akan berdampak pula pada perputaran perekonomian Kota Surabaya. Oleh karena itu, AH. Thony mendorong Pemerintah Kota Surabaya untuk mempercepat pembahasan penyesuaian UMK. 

“Kami meminta Pemkot Surabaya untuk segera menginisasi percepatan pembahasan penyesuaian UMK yang biasanya dilakukan akhir tahun,” ujarnya, Senin (12/9/2022).

Untuk mencegah turunnya daya beli masyarakat, AH. Thony menilai perlu adanya titik keseimbangan antara kenaikan harga dengan pendapatan yang diterima masyarakat tiap bulannya. Oleh karena itu, Pemkot Surabaya harus berkoordinasi ulang dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur serta melibatkan pengusaha dan perwakilan buruh untuk melakukan kajian terhadap penyesuaian UMK.

Memang benar, Pemkot Surabaya telah melakukan beragam cara untuk mempertahankan daya beli masyarakat. Salah satunya dengan menggelar operasi pasar. Namun, hal tersebut dinilai tidak cukup menjadi solusi.

“Operasi pasar itu dilakukan ketika ada kelangkaan komoditas kebutuhan pokok sehingga berimbas kenaikan harga. Pada kondisi saat ini, bahan pokok tersedia banyak namun daya beli masyarakat rendah. Selain itu, seberapa banyak operasi pasar bisa menjangkau seluruh warga?” jelasnya.

Karena kebijakan kenaikan BBM ini merupakan keputusan dari pusat, maka pemerintah daerah hanya bisa menjalankannya serta mengantisipasi dampak yang terjadi. Salah satu upaya untuk mengantisipasi dampak kenaikan BBM ini adalah dengan melakukan penyesuaian UMK yang baru. 

“Selama ini, seringkali kita terjebak dalam sebuah logika ketika BBM naik, maka beban perusahaan akan bertambah berat. Padahal, perusahaan itu hanya mengantarkan pada satu putaran siklus mata rantai. Sedangkan hasil produksi harus terjual yang keuntungannya untuk kelangsungan produksi berikutnya,” tandasnya.

Sedangkan masyarakat, mereka akan tetap menanggung beban berat ketika upah yang diterima tidak mengalami kenaikan, namun harga kebutuhan pokok terus melonjak akibat naiknya harga BBM. 

    X