Mulai 11 Agustus 2025 lalu, Pemerintah Kota Surabaya resmi menjalankan program Kampung Pancasila. Rukun Warga (RW) 9 Kelurahan Rangkah di Kecamatan Tambaksari, menjadi salah satu wilayah yang menerapkan program tersebut.
Dalam pelaksanaannya, Kelurahan Rangkah berfokus pada empat gagasan utama, yakni Satuan Tugas (Satgas) Lingkungan, Kemasyarakatan, Sosial Budaya, dan Ekonomi.
Lurah Rangkah, Jefri Arditya Pamungkas, menyampaikan bahwa penerapan Kampung Pancasila di wilayahnya telah berjalan baik. Sejumlah program yang sudah dijalankan dan menjadi andalan di antaranya Bank Sampah dan Kampung Jahit.
Lurah Jefri menjelaskan, program Bank Sampah merupakan inisiatif warga Kelurahan Rangkah. Saat ini, seluruh RW telah memiliki bank sampah masing-masing. Warga secara mandiri mengumpulkan dan memilah sampah, kemudian menjualnya kepada pengepul. Lalu, hasil penjualan tersebut kembali dimanfaatkan untuk kepentingan warga.


“Bank Sampah sudah berjalan tahunan, ini murni inisiasi dari warga. Mereka mengumpulkan sampah, memilah, lalu disetor ke pengepul. Nantinya, secara ekonomis hasilnya kembali lagi untuk masyarakat,” ujar Lurah Jefri (14/8/2025).
Selain Bank Sampah, RW 9 Kelurahan Rangkah juga mengembangkan Kampung Jahit sebagai bentuk pemberdayaan ekonomi masyarakat. Menurut Lurah Jefri, program ini bermula dari aspirasi warga yang menyampaikan kepada pihak kelurahan bahwa mereka memiliki keterampilan menjahit yang lama tidak dimanfaatkan.
Menindaklanjuti hal tersebut, pihak kelurahan bekerja sama dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) dan Bangga Surabaya Peduli untuk menyediakan mesin jahit bagi warga. Hasilnya, hingga kini, puluhan warga telah bergabung dalam Kampung Jahit “Kabaya Rangka”.
“Alhamdulillah saat ini sudah ada puluhan warga yang tergabung dalam Kampung Jahit Kabaya Rangka dan sudah ada yang order,” ungkap Jefri.
Ia menjelaskan, mayoritas peserta program ini adalah para ibu rumah tangga dari keluarga miskin dan pra-miskin yang sebelumnya memiliki keterampilan menjahit namun terkendala tidak memiliki mesin jahit. Program yang dimulai pada Juni 2025 ini diharapkan tidak hanya bersifat seremonial, tetapi dapat berjalan secara berkelanjutan.
Lurah Jefri menambahkan, Kampung Pancasila di wilayahnya juga berkesinambungan dengan Program Kampung Madani yang lebih dulu digulirkan Pemkot Surabaya. Program ini mengajak masyarakat yang lebih sejahtera untuk membantu warga miskin dan pra-miskin. Melalui Kampung Madani, beberapa RW di Kelurahan Rangkah telah memberikan bantuan berupa seragam, uang saku, serta meringankan biaya sekolah anak-anak kurang mampu.
“Dulu gagasan dari Pak Wali Kota Eri Cahyadi itu Kampung Madani, mengajak masyarakat untuk saling peduli. Gagasan itu lebih besar lagi menjadi Kampung Pancasila,” jelasnya.
Kini, dengan adanya Kampung Pancasila, Lurah Jefri berharap dampak positifnya tidak hanya dirasakan dalam aspek kesejahteraan, tetapi juga keamanan dan kepedulian antarwarga. “Ke depan kami akan terus mengembangkan program Kampung Pancasila di seluruh RW dengan mengedepankan aspek gotong royong,” imbuhnya.
Warga diajak untuk bergotong royong membangun kampungnya
Sebelumnya, Pemkot Surabaya menggelar doa Bersama mengawali pelaksanaan Kampung Pancasila (11/8/2025). Doa bersama ini, dipimpin secara langsung oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan diikuti seluruh jajaran kepala perangkat daerah (PD), camat, hingga lurah di lingkungan Pemkot Surabaya.
Eri Cahyadi menyampaikan, di awal pelaksanaan Kampung Pancasila kali ini, seluruh jajarannya agar bergotong royong membantu warga Surabaya. Dia ingin taraf hidup masyarakat Surabaya bisa lebih baik ke depannya. Dirinya ingin semua warga miskin, ibu hamil risiko tinggi, anak putus sekolah, hingga pengangguran terbuka, bisa terdata dengan baik.
“Apa yang saya katakan Kampung Pancasila ini adalah kampung yang kita (ajak) benar-benar menjalankan Pancasila secara utuh, bukan hanya dalam lisan, tapi dalam hal perbuatan. Jadi apa? Seperti yang diajarkan agama kita, ada tolong-menolong, ada gotong-royong, sama seperti Pancasila. Maka di situ kita akan gugah,” ujar Wali Kota Eri.
Melalui Kampung Pancasila, warga akan diajak untuk saling bergotong royong membangun kampungnya masing-masing. Misal, ada warga yang mampu membantu warga lainnya yang kurang mampu. Selain itu, setiap warga juga diajak untuk bergotong royong menjaga keamanan kampungnya sekaligus melibatkan anak muda untuk menjaga keamanan di kampungnya masing-masing.
Eri Cahyadi menekankan, melalui Kampung Pancasila, setiap RW harus bisa melakukan pemilahan sampah, menggerakkan Karang Taruna, dan perekonomian di kampungnya. Kepala PD dan ASN Pendamping diminta melakukan pendataan terhadap warga miskin, ibu hamil risiko tinggi, anak putus sekolah, stunting, hingga pengangguran terbuka.
Kepala BPBD Surabaya sekaligus Ketua Satgas Kampung Pancasila, Irvan Widyanto bersyukur, Kampung Pancasila bisa berjalan. Sebanyak 15 tim pendamping mulai dari dinas, kecamatan, hingga kelurahan seluruhnya bergerak di 1.360 RW di Surabaya. “Mudah-mudahan di tahun ini 1.360 RW bisa terjaga. Kami juga ada 669 ASN dan non-ASN yang diterjunkan menjadi Pendamping ASN di seluruh RW yang ada di Kota Surabaya,” jelas Irvan.
Sebagai informasi, pembentukan Kampung Pancasila tertuang dalam Keputusan Wali Kota Surabaya Nomor: 100.3.3.3/ 142/436.1.2/2025 tentang Satgas Kampung Pancasila. Satgas ini dibentuk sebagai langkah lanjutan dari program Kampung Madani yang telah diimplementasikan di seluruh RW. Program Kampung Madani sendiri bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan wilayah berbasis RW. (*)



Leave feedback about this