Meski terkenal sebagai kota bisnis dan MICE (Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions) Surabaya juga memiliki beragam tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi. Termasuk taman-taman kota yang ada di Kota Pahlawan
Salah satu taman yang sedang hype dan menarik untuk dikunjungi adalah Taman Harmoni yang dulu dikenal sebagai Taman Hutan Kota Keputih. Taman Harmoni menyimpan cerita menarik dari sejarah dan perubahannya. Dulunya, lokasi taman ini merupakan tempat pembuangan sampah (TPS) akhir lalu areanya kemudian dibersihkan dan beralih fungsi menjadi taman.
Kini, setelah direvitalisasi oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Taman Harmoni bertransformasi menjadi ruang terbuka hijau multifungsi yang memadukan rekreasi, edukasi, dan konservasi lingkungan.
“Alhamdulillah, hasil revitalisasi Taman Harmoni ini sangat memuaskan dan sesuai harapan. InsyaAllah akan ada penambahan di setiap zona untuk menciptakan ciri khas tersendiri, yang saat ini sedang dalam pengerjaan oleh tim,” kata Wali Kota Eri Cahyadi saat mengunjungi Taman Harmoni (9/7/2025).
Kunjungan ini bertujuan memastikan Taman Harmoni dengan wajah barunya setelah direvitalisasi, siap dibuka dan diresmikan pada awal Agustus 2025, bertepatan dengan bulan Kemerdekaan Republik Indonesia (atau HUT RI ke-80.
Dengan sejarah uniknya, Taman Harmoni diharapkanjadi ciri khas baru Surabaya dan menjadi penyemangat bagi warga Surabaya untuk mulai memilah sampah di rumah masing-masing. “Pesan yang ingin kami sampaikan, lihatkan tempat ini dulunya tempat sampah, dan karena kita mau memilah sampah, kini bisa jadi taman indah seperti ini,” imbuh Eri Cahyadi yang menegaskan bahwa nama Taman Harmoni akan tetap dipertahankan
.
Setelah direvitaliasi, Taman Harmoni kini memiliki beragam fasilitas baru dan penambahan di setiap zona. Mulai dari Zona Taman Bermain atau Playground yang akan dibagi berdasarkan usia, yakni 5 tahun ke atas dan 5 tahun ke bawah, dan dilengkapi dengan kandang kelinci serta ayam kate, memungkinkan anak-anak berinteraksi dengan hewan.
Lalu di Zona Korea hadir dengan jembatan khusus tempat pengunjung dapat memasang gembok, seperti di Korea. Kemudian di Zona Afrika dan Amerika ada penambahan signifikan dengan ciri khas hewan dan bentuk rumah yang mencerminkan benua tersebut. Di zona Amerika, akan ada representasi Suku Indian dan patung dekorasi koboi.
Selanjutnya, Zona Rekreasi dan Edukasi, menyediakan area outbound lengkap dengan flying fox, area menunggang kuda poni. Serta Taman Lalu Lintas sebagai sarana edukasi anak-anak tentang rambu dan aturan lalu lintas. Selain itu, ada juga zona ATV. Sementara di Zona Bersantai, tersedia area khusus untuk lesehan dan bersantap.
Nantinya, pengunjung tidak diperkenankan membawa makanan dari luar. Pengunjung hanya boleh membawa tikar dan membeli makanan dari tenant atau UMKM yang tersedia di dalam Taman Harmoni. Hal ini bertujuan untuk menggerakkan roda perekonomian UMKM lokal. Layanan sewa tikar juga akan disediakan oleh UMKM setempat.
Terkait biaya masuk, Pemkot Surabaya masih dalam tahap diskusi. Jika berbayar, konsepnya adalah membeli voucher senilai Rp15.000 yang dapat ditukarkan untuk membeli makanan atau menyewa tikar dari UMKM. Sebagian kecil dana, sekitar 10% akan dialokasikan untuk perawatan taman, sehingga tidak membebani APBD.
“Filosofi di balik biaya masuk berbayar ini adalah untuk menggerakkan ekonomi melalui gotong royong dan kebersamaan. Dana yang terkumpul bukan semata-mata untuk pemkot, melainkan untuk membantu masyarakat dan menggerakkan ekonomi lokal,” jelas Wali Kota Eri Cahyadi.



Leave feedback about this