Soal Dugaan Prostitusi Terselubung di Eks Lokalisasi, Ini Kata Anggota DPRD Surabaya 
Surabaya 24 Hours

Soal Dugaan Prostitusi Terselubung di Eks Lokalisasi, Ini Kata Anggota DPRD Surabaya 

Keberhasilan Pemkot Surabaya yang menutup eks lokaslisasi Dolly dan Moroseneng pada 2014 silam diacungi jempol oleh banyak pihak. Kini dua eks lokalisasi terbesar se-Asia Tenggara telah berubah wajah. Doa lokasi di Jalan Putat Jaya dan Sememi telah menjadi kawasan perdagangan serta Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Meski begitu, Pemkot Surabaya yang dipimpin Eri Cahyadi kini tak boleh lengah. Tak jarang tersulut informasi ada beberapa oknum  yang memanfaatkan waktu lengah petugas. Oknum tersebut diduga menawarkan praktik prostitusi terselubung saat petugas lengah.

Hal ini pernah terjadi di sekitaran tahun 2016-2017. Kala itu, Camat Sawahan Kota Surabaya M Yunus menuturkan, petugas menangkap oknum yang bermain prostitusi terselubung di eks lokalisasi Dolly. 

“Aksi terselubung itu terendus petugas setempat. Alhasil, kurang lebih 10 orang (oknum) itu tertangkap dan dihukum pidana,” tutur Yunus.

Maka itu Ketua Komisi C DPRD Surabaya Baktiono mengusulkan supaya pembangunan di eks lokalisasi harus konsisten dilaksanakan. Pembangunan yang dimaksud yakni pembangunan di bidang ekonomi, sosial dan kesehatan.

“Masyarakat di ekslokalisasi diberi pembangunan manusia (sosial), pembangunan fisik dan perekonomiannya,” kata Baktiono, Rabu (20/7/2022).

Baktiono menuturkan, masyarakat yang tinggal di ekslokalisasi membutuhkan pendampingan, bantuan dan pembangunan secara holistik. Hal ini harus dilakukan supaya masyarakat terbiasa dengan aktivitas yang baru, bangunan yang baru, semangat yang baru yang bisa menggantikan stigma yang dulu melekat pada eks lokalisasi.

“Hal ini harus diupayakan semaksimal mungkin untuk menggantikan geliat yang dulu (lokalisasi,red). Masyarakat harus dibangun kesehatannya, dibangun lingkungannya supaya bersih,” pungkas Baktiono.

Banyak upaya yang dilakukan petugas setempat untuk mencegah prostitusi terselubung. Camat Sawahan M Yunus mengaku selalu rutin melakukan patroli tiga pilar di wilayahnya. Patroli tersebut diikuti jajaran Satpol PP, Kepolisian dan TNI Setempat.

“Selama ini penanganan kami kan patroli, Satpol PP satu jam- setengah jam di situ, kemudian geser. Ketika anggota ataupun saya di lapangan buyar (selesai), tidak ada kegiatan (prostitusi terselubung) itu,” tegas Yunus.

Hal senada juga dituturkan oleh Camat Benowo Denny Christupel. Denny mengaku telah menggelar rapat koordinasi bersama (Rakor) dengan pihak terkait guna mencegah praktik-praktik prostitusi terselubung di kawasan eks lokalisasi Moroseneng, Kelurahan Klakah Rejo, Sememi, Kecamatan Benowo Surabaya. Rakor tersebut diikuti jajaran Polsek, Koramil, Ketua RT/RW setempat, hingga organisasi keagamaan dan masyarakat. 

“Kami sudah mengadakan pertemuan di Pendopo Kantor Kecamatan Benowo. Pertemuan itu menghasilkan beberapa kesepakatan, “ kata Denny. 

Kesepakatan pertama, lanjut Denny, petugas Satpol PP Kecamatan Benowo bersama Polsek dan Koramil akan PAM bersama di depan Taman Anggrek, Jalan Sememi Jaya II Surabaya. PAM bersama ini dilaksanakan sejak 29 Juni 2022 mulai pukul 21.00 WIB hingga 04.00 WIB. 

“Kesepakatan kedua yaitu kami melakukan pendataan pada warga luar kota yang indekos di wilayah RW I atau sekitar eks lokalisasi Moroseneng, “ paparnya. 

Denny menuturkan, upaya untuk mencegah prostitusi terselubung harus dilakukan secara masif. Maka ia pun meminta dukungan dan bantuan personel Satpol PP pusat untuk memperkuat PAM bersama tiga pilar yakni Kecamatan, Polres dan Koramil. (Nor) 

    X