Muda dan Cantik, Ning Ais Perangi Lonjakan Penderita HIV/AIDS Surabaya
Profil Dewan

Muda dan Cantik, Ning Ais Perangi Lonjakan Penderita HIV/AIDS Surabaya

Ais Shafiyah Asfar dipilih langsung oleh Ketum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menjadi ketua harian PKB periode 2024-2029. Wanita berusia 24 tahun ini ikut memerangi lonjakan kasus HIV/AIDS di Surabaya yang jumlahnya 2.599 kasus di triwulan pertama 2025.

Ais menyayangkan, kenaikan jumlah kasus HIV/AIDS di Surabaya ini justru tertinggi se-Jawa Timur. Sebagai anggota Komisi D DPRD Surabaya, wanita yang akrab disapa Ning Ais ini menyoroti perlunya langkah sistematis dan berkelanjutan dari pemerintah kota.

“Surabaya tak bisa hanya reaktif. Kita perlu strategi jangka panjang, mulai dari skrining massal, penguatan Puskesmas, hingga edukasi di sekolah-sekolah dan tempat kerja. Kalau kita serius ingin menurunkan angka HIV, maka investasi terbesar harus kita letakkan pada pencegahan dan edukasi,” kata Ning Ais, Selasa (2/12/2025).

Sepanjang 2025, Pemerintah Provinsi Jawa Timur mencatat bahwa terdapat 65.238 orang dengan HIV/AIDS (ODHIV) di seluruh wilayah provinsi. Pada triwulan pertama 2025, sebanyak 2.599 kasus baru kembali ditemukan, dengan Surabaya menjadi daerah dengan temuan kasus tertinggi.

Angka ini kemudian disusul dengan Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Jember, Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Pasuruan.Lonjakan angka kasus tersebut menunjukkan dua hal penting sekaligus. Bahwa penularan HIV di Surabaya masih aktif dan meluas, serta kemampuan deteksi dan pelaporan kian membaik.

Namun terlepas dari alasan mana yang lebih dominan, isu ini menggarisbawahi kebutuhan intervensi yang lebih agresif, berkelanjutan, dan menyentuh akar permasalahan. Pola penularan masih didominasi hubungan seksual berisiko, baik heteroseksual maupun homoseksual, serta sebagian kecil akibat penggunaan jarum suntik tidak steril pada pengguna narkoba suntikan.

Kondisi ini menjadi alarm keras bagi kota besar dengan tingkat mobilitas dan interaksi sosial setinggi Surabaya. Ning Ais menilai bahwa lonjakan ini seharusnya menjadi momentum untuk memperkuat strategi pencegahan, bukan sekadar fokus pada penanganan kasus.

“Lonjakan kasus HIV/AIDS di Kota Surabaya menjadi alarm keras yang tidak boleh dibiarkan. Kita tidak boleh menutup mata lagi,” kata wanita kelahiran Surabaya 20 Januari 2001 ini.

Menurutnya, data tersebut bukan hanya angka, ini realitas bahwa masyarakat kita, khususnya generasi produktif, sedang menghadapi ancaman kesehatan yang sangat serius.

“Pemerintah dan masyarakat harus bergerak bersama. Stigma harus dipangkas, akses edukasi harus diperluas, dan skrining perlu menjadi budaya, bukan sekadar program musiman,” ujar wanita lulusan S1 Marketing Management University of Essex, S2 Political Communication Cardiff University, dan S3 Ilmu Politik dan Pemerintahan Universitas Airlangga.

Dengan riwayat organisasi yang mumpuni, Ning Ais mendorong agar pemkot memperluas titik layanan skrining gratis, meningkatkan kampanye mobile screening ke wilayah padat penduduk dan area dengan risiko sosial tinggi. Ia juga ingin memastikan bahwa pasien yang terdiagnosis dapat segera terhubung dengan terapi ARV tanpa hambatan administratif.

Ia menyoroti pentingnya kolaborasi dengan komunitas, sekolah, kampus, dan tempat kerja untuk memperluas jangkauan edukasi dan deteksi dini.

“Surabaya sebagai kota besar seharusnya bisa menjadi contoh bagaimana penanganan HIV dilakukan secara komprehensif, ilmiah, dan manusiawi,” kata Ais Ais yang juga aktif menjadi relawan di Kelas Inspirasi Jember dan PPI Dunia.

Ning Ais berharap pemkot semakin responsif dalam membangun layanan kesehatan yang ramah, cepat, dan bebas stigma.

“HIV itu bisa dikendalikan, bisa ditekan, dan pasien bisa hidup normal selama mereka mendapat dukungan. Yang tidak boleh kita biarkan adalah ketidaktahuan, stigma, dan ketakutan. Itu yang harus kita perangi bersama,” pungkas Ning Ais. (Nor)

    Leave feedback about this

    • Quality
    • Price
    • Service

    PROS

    +
    Add Field

    CONS

    +
    Add Field
    Choose Image
    Choose Video