Kasus tewasnya taruna Politeknik Pelayaran Surabaya menjadi perhatian banyak pihak. Anggota Komisi D Tjutjuk Supariono menyesalkan budaya kekerasan masih terjadi di lingkup pendidikan.
“Kami menyesalkan adanya peristiwa ini,” kata Tjutjuk saat dihubungi, Rabu (15/2/2023).
Perbuatan kekerasan, lanjut Tjutjuk, sudah semestinya dihilangkan. Apalagi sampai ada korban meninggal dunia.
“Yang pertama kita bisa upayakan bersama adalah, budaya kekerasan segera dihilangkan,” tambahnya.
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua fraksi PSI Surabaya ini juga meminta Pemkot Surabaya untuk mendorong pihak kepolisian untuk mengusut kasus tersebut hingga tuntas.
“Dan jangan sampai kejadian ini terulang lagi,” pungkasnya.
Peristiwa nahas ini terjadi terjadi pada Senin (6/2/2023) Muhammad Rio Ferdian Anwar (19) tewas di kamar mandi Poltekpel Surabaya. Muhammad Yani, ayah korban melihat ada kejanggalan yaitu sejumlah luka pada tubuh Rio. Yani kemudian melapor ke Polsek Gununganyar. Polisi yang menerima laporan kemudian melakukan ekshumasi pada Selasa (7/2/2023). Makam Rio di Mojokerto dibongkar untuk dilakukan autopsi. (Nor)