Ketua Komisi D Apresiasi Aplikasi Permakanan Surabaya
Perspektif

Ketua Komisi D Apresiasi Aplikasi Permakanan Surabaya

Dari semua persoalan di wilayah Kota Pahlawan, monitoring atau pendataan adalah yang paling sering disoroti di setiap rapat anggota dewan. Salah satunya pendataan penerima program permakanan Surabaya. Awal tahun 2023 ini saja, Pemkot Surabaya harus melalui proses verifikasi yang panjang untuk mendapatkan data terbaru jumlah warga yang berhak mendapatkan permakanan. 

Maka saat pemkot sekaligus meluncurkan aplikasi Permakanan Surabaya, hal ini diapreasi positif oleh Ketua Komisi C Khusnul Khotimah. 

“Tentunya saya mendukung dengan harapan makanan tersebut tepat sasaran,” kata Khusul, Kamis (19/1/2023).

Kepala Dinas Sosial Kota Surabaya Anna Fajriatin menjelaskan bahwa program permakanan tahun ini tidak lagi berada di kelurahan, namun sudah ditangani oleh Dinas Sosial sebagai bantuan sosial. Anggaran permakanan tahun ini bukan berasal dari dana kelurahan (dakel) sebagai belanja program, tapi tahun ini anggaran permakanan berasal dari anggaran Dinsos.

Anggaran permakanan tahun 2023 memiliki perbedaan peraturan dan perwali dari tahun sebelumnya. Para penerima program ini harus masuk kategori keluarga miskin, baik lanjut usia, disabilitas, anak yatim dan yatim piatu.

“Penerimanya juga harus masuk ke dalam warga miskin, baik yang lanjut usia, disabilitas, anak yatim, dan yatim piatu. Itu sasarannya,” kata Anna.

Dinsos membuat aplikasi Permakanan Surabaya demi mempermudah monitoring. Di dalam aplikasi itu, tercantum semua nama dan alamat lengkap penerima permakanan. Teknisnya, pengirim permakanan diminta untuk memfoto proses penyerahan permakanan itu kepada warga yang berhak menerima sesuai data yang sudah ditetapkan. Kemudian foto itu diupload ke dalam aplikasi.

“Jadi, foto penerima permakanan lengkap di dalam aplikasi itu. Bahkan, kalau misalnya ketika teman-teman pengirim permakanan menemukan bahwa ada salah satu warga penerima yang meninggal, maka teman-teman pengirim permakanan itu akan melaporkan ke dalam aplikasi itu, sehingga keesokan harinya tidak perlu dimasakkan dan dikirimkan lagi,” kata Anna.

Usaha Dinsos untuk mempermudah proses monitoring ini didukung penuh oleh Komisi D. Hanya saja, kelayakan makanan yang diberikan kepada penerima harus benar-benar diperhatikan.

Khusnul Khotimah juga mengingatkan, karena aplikasi Permakanan Surabaya ini berbasis digital media, maka Dinsos juga harus memiliki backup data konten aplikasi tersebut.

“Karena aplikasi ini berbasis digital, dinsos harus menyiapkan piranti pengamanannya untuk membackup data tersebut agar tidak bingung ketika data tersebut hilang,” pungkas politikus PDIP ini.

Januari 2023 Dinsos menetapkan penerima manfaat permakanan sebanyak 18.818 jiwa. Data permakanan itu diambil dari data base tahun lalu saat masuk ke dalam dana kelurahan. Saat itu, jumlahnya sebanyak 33.208 orang. Jumlah ini kemudian disinkronkan dengan data Keluarga Miskin yang jumlahnya sebanyak 638.616 jiwa.

Hasil sinkron data tersebut menjadi data dasar dalam pelaksanaan pemberian permakanan sejak tanggal 1 Januari 2023. Dalam pelaksanaan pemberian permakanan, akan diketahui ada yang pindah, menolak atau meninggal, dan itu bisa terpantau melalui aplikasi. (Nor)

    X