Efek dari inflasi yang paling dirasakan dalam kehidupan sehari-hari adalah harga barang dan jasa semakin naik, sedangkan daya beli menurun. Ancaman pengurangan tenaga kerja atau PHK dari perusahaan juga menghantui masyarakat pekerja ketika kondisi perekonomian menghadapi resesi global.
Kondisi inflasi atau resesi merupakan kejadian yang berada diluar kontrol kita sebagai individual, oleh karena masyarakat perlu melakukan langkah-langkah preventif dan antisipatif agar kualitas hidup kita tetap terjaga dan minimal masih dapat menjalani kehidupan secara layak.
Langkah-langkah antisipatif menghadapi potensi inflasi yang diprediksi terjadi di tahun 2023 antara lain:
1. Siapkan dana darurat.
Kondisi ketidakpastian yang meningkat di tahun 2023, potensi risiko juga semakin tinggi, tidak hanya risiko atas peningkatan harga kebutuhan pokok melainkan juga probabilitas terjadinya PHK juga naik. Oleh karena itu, seyogyanya di tahun 2022, dana darurat hendaknya sudah dan mulai disiapkan. Panduan untuk lajang, dana darurat berkisar 3 sampai 6 bulan, sedangkan alokasi dana darurat untuk keluarga seyogyanya 12 bulan. Dana darurat ini diletakkan di instrumen/tabungan yang sewaktu waktu bisa diambil dan digunakan ketika kondisi mendesak.
2. Hidup hemat
Potensi penurunan daya beli akibat inflasi di tahun 2023 harus diantisipasi dengan melakukan penghematan pengeluaran. Pengeluaran sekunder dikurangi dan dananya dialihkan untuk menambah dana darurat atau diinvestasikan. Masyarakat harus mulai pandai memilah dan membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Pengeluaran untuk memenuhi keinginan dan gaya hidup yang lebih tinggi sebaiknya dikurangi agar pendapatan dapat lebih dioptimalkan penggunaannya untuk antisipasi tahun 2023.
3. Atur ulang pos pengeluaran. Masyarakat perlu mengatur ulang pos pengeluarannya agar lebih efisien. Pos pos pengeluaran untuk gaya hidup seperti leisure, nongkrong, atau rekreasi dikurangi. Pengaturan ulang ini sekaligus menetapkan gaya hidup yang baru yang lebih mengutamakan kebutuhan agar masyarakat tidak terkejut jika harus mengalami penurunan gaya hidup sebagai dampak dari perubahan perekonomian.
4. Investasi dan menabung-.
Masyarakat yang memiliki dana lebih dan telah memiliki dana darurat disarankan untuk menginvestasikan dananya di beberapa instrumen yang lebih tahan terhadap inflasi atau berkorelasi negatif dengan inflasi. Beberapa instrumen investasi yang dapat dijadikan pilihan menghadapi inflasi antara lain investasi emas, reksadana pasar uang, obligasi, atau saham. Tentunya pilihan investasi ini harus disesuaikan dengan profil risiko dan kecakapan/pengetahuan masing-masing individu.
5. Mencari sumber pendapatan lainnya.
Untuk meningkatkan pendapatan terutama di masa inflasi, maka disarankan untuk mencari tambahan pemasukan dengan mengambil pekerjaan sampingan. Tentunya hasil dari pekerjaan sampingan ditujukan untuk menambah tabungan atau investasi, bukan untuk konsumtif.
Dr. Puput Tri Komalasari, SE., M.Si., MM, Dosen Manajemen FEB Unair