“Enak, Praktis, Tinggal Shooor” Bumbu Rujak Asal Dolly Raup Omzet Ratusan Juta
Berawal dari modal Rp 200 ribu rupiah, kini usaha yang didirikan Dian Ariesawati makin laris. Bumbu rujak manis kemasan ‘Cak Mimin’ terjual puluhan ribu botol per bulan.
Dian menceritakan, bisnis yang diberi jargon ‘Enak, Praktis, Tinggal Shooor’ ini bermula dari kesukaan dia dan keluarganya ‘rujakan’. Mereka meracik sendiri bumbu kesukaan mereka. Hingga Ayah Dian, yang kala itu bekerja sebagai tugas kebersihan di Unair, sering mendapat pesanan dari kantornya.
“Ayah sering kebagian menyiapkan bumbu rujak di kantornya. Eh ternyata banyak orang yang cocok, banyak yang pesan bumbu rujak manis. Saat itu kami pakai botol plastik 1,5 liter,” terang Dian yang mulai serius menjalani bisnis ini sejak 2012.
Itu pula alasan Dian memberikan nama produk ini dengan nama ayahnya. Kala itu, pesanan banyak dari kantor ayahnya. Sejak produk bumbu rujak manis ini diseriusi, Dian menggunakan nama ayahnya ‘Cak Mimin’.
“Dari situ saya mulai serius menjalani bisnis ini, mengikuti banyak pelatihan termasuk tentang digital marketting,” tutur alumni Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
Hasilnya, per bulan, Bumbu Rujak Manis ‘Cak Mimin’ laku 8.000 botol. “Itu kalau musim hujan ya. Kalau musim kemarau, peak season istilahnya, musim panen mangga, bumbu rujak manis bisa terjual 20.000 botol,” akunya.
Berbeda saat awal merintis bisnis, saat itu Dian hanya mengandalkan marketing dari mulut ke mulut. Setelah mengenal ilmu digital marketing, produknya kini makin dikenal ke negara tetangga.
“Pesanan banyak juga datang dari Taiwan, Hongkong dan Malaysia. Biasanya dipesan Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang kerja di negara-negara tersebut lewat jasa titip (jastip),” kata Dian.
Dian juga sudah memiliki agen-agen, distributor dan reseller di luar Pulau Jawa. Mereka tersebar di Pulau Makassar dan Kalimantan. Untuk itu, Dian benar-benar menjaga kualitas produksi Bumbu Rujak Manis ‘Cak Mimin’. Termasuk saat memilih bahan baku terbaik. Dian bisa menghabiskan 200 kg gula merah dan dua kwintal untuk produksi bumbu rujak manis.
Seluruh kegiatan produksi dilakukan di rumah Dian di Jalan Banyuurip Wetan VA/4B, Kelurahan Banyuurip, Kecamatan Sawahan. Dian memiliki dua karyawan untuk membantunya menyelesaikan produksi. Mulai dari memasak gula merah, mengaduk hingga memasukkan bumbu rujak ke dalam botol kemasan.
Sementara itu, Dian mengajak orang-orang sekitar tempat tinggalnya untuk menjadi tenaga borongan. Untuk memetik cabai, mengupas bawang, merajang terasi dilakukan oleh tenaga borongan. Siapa saja yang dipekerjakan? Mulai dari lansia, ibu rumah tangga hingga orang-orang difable.
“Rumah saya khusus untuk produksi bumbu. Kalau untuk memetik cabai, mengupas bawang, merajang terasi saya ada tenaga borongan, bisa dikerjakan di rumah mereka, “ Tutur Dian.
Kini Bumbu Rujak Manis ‘Cak Mimin’ tersedia 4 varian. Ada rasa super pedas, pedas, sedang dan rasa manis. Produk ini sudah tersedia di berbagai pusat UMKM, pusat oleh-oleh, toko kelontong hingga supermarket waralaba di Kota Pahlawan. Bumbu rujak manis kemasan 250 ml dihargai Rp 13.000, sementara yang kemasan 500 ml dibandrol Rp 25.000.
Leave feedback about this