Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggelar Madura Food Festival di Wisata Kya-kya Kembang Jepun, Surabaya pada 22-24 September 2023. Terdapat sekitar 30 tenant yang menyajikan makanan khas Madura pada festival ini. Mulai dari surabi, nasi kebuli, soto madura, bubur manggul, hingga sate karak tersedia. Sementara itu, tenant makanan khas Tionghoa yang lebih dulu mangkal di kawasan itu juga tetap ada.
Festival ini berhasil menarik ribuan pengunjung, terutama pada Sabtu (23/9/2023) malam ketika Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama istri, Rini Indriyani Eri Cahyadi turut berkunjung dan kulineran di sana.
Ia meninjau sejumlah stan masakan Madura yang berada di sisi kiri panggung utama. Sedangkan yang berada di sisi kanan panggung adalah stan-stan masakan khas Cina yang sudah ada sebelumnya. Eri mengatakan Kota Surabaya terdiri dari berbagai macam budaya dan suku, dan salah satu yang terbanyak adalah Madura.
“Kalau saya main ke saudara-saudara Madura, ke nikahannya saudara Madura, masakannya itu enak-enak. Nah, masakan yang khas dan enak-enak itu harus dimunculkan, dan inilah momentumnya dalam festival. Semoga kita semakin bisa memahami, merasakan dan menikmati semua makanan dari suku yang ada di Surabaya,” katanya.
Ia juga menjelaskan kalau berbicara soal Wisata Kya-kya tentu langsung tertuju pada masakan khas Cina. Namun hari ini ada yang berbeda, ada sebanyak 30 tenant yang menjual masakan khas Madura dan memeriahkan festival ini.
“Semoga festival ini bisa menggerakkan tali persaudaraan kita, bisa menggerakkan rasa persaudaraan kita dan bisa memberikan tempat kuliner yang semakin banyak di Kota Surabaya. Saya yakin insyaallah ketika ini terus bergerak dan berkembang maka akan menggerakkan UMKM dan Kota Surabaya menjadi luar biasa,” tegasnya.
Ambiyah (69) salah satu pemilik UMKM sate karak, membenarkan bahwa pihaknya meraup untung melimpah selama berpartisipasi dalam festival ini.
“Saya bawa nasi sepuluh kilo, dan daging 600 tusuk setiap hari. Mulai jualan jam 5 sore, jam 9 sudah habis. Dapatnya sekitar 2 juta per harinya,” ungkap warga Jalan Sasak ini.
Ambiyah yang berdarah Madura asli ini mengaku telah pindah ke Surabaya sejak usia belia. Tak heran ia sangat menyambut adanya festival ini, karena menurutnya cita rasa kuliner Madura tak akan mengecewakan setiap pelanggan.
Hal ini dibenarkan oleh Lia (40), salah satu pengunjung yang kala itu hadir bersama kedua anaknya.
“Saya tertarik untuk datang soalnya kan baru ada pertama kali, ya. Jadi juga tertarik coba kuliner-kulinernya. Ternyata lezat, apalagi sate karaknya. Senang sekali!” tutupnya.