July 25, 2024
Jalan Yos Sudarso No. 18 - 22 Surabaya
Blusukan

Udeng Sriwandowo, Cinderamata Unik Asli Kota Pahlawan

Kecintaannya pada budaya Indonesia, khususnya Jawa membuat Bambang sukses mengembangkan bisnis blangkon (udeng) selama hampir enam (6) tahun lamanya. Berlabel Sriwandowo, bisnis uniknya ini telah berkembang dan menjadi langganan Dinas Kebudayaan Pariwisata Kepemudaan dan Olah Raga (Disbudporapar) Surabaya. Udeng miliknya biasa menjadi merchandise khas yang diberikan kepada tamu kehormatan yang sowan ke Kota Pahlawan.

Bambang mengaku sanggup memproduksi ratusan udeng pada setiap bulannya. Proses produksi ia lakukan mandiri secara homemade, bersama sang istri. Menarik, seluruh proses pengerjaan produk ini, sepenuhnya mengandalkan keterampilan tangan, tanpa menggunakan mesin. 

“Mulai dari pembuatan kerangka, pengeleman, hingga finishing, penambahan hiasan ya saya lakukan dengan tangan tanpa mesin. Jadi fokus satu-satu gak ada yang terlewat”, ujar Bambang. 

Tak heran jika setiap detail produknya selalu unik dan rapi. Tak hanya itu, para pemesan juga bebas memilih motif batik yang akan digunakan. Tak perlu khawatir, kualitas bahan selalu menjadi prioritas bagi Bambang, sehingga produk dijamin nyaman ketika dikenakan.

Kini, produk milik Bambang telah diperjualbelikan melalui marketplace dan sosial media. Rika, anaknya bertugas sebagai admin yang memasarkan produk ini secara digital. 

“Awalnya kita jualkan di pasar, lalu setelah mulai pandemi ko sepi. Saya mulai coba buat akun di tokopedia, shopee, lazada, dan lain-lain. Ternyata yang ramai di shopee, dan tentunya dari instagram. Jadi saya lanjutkan demikian,” terang Rika. 

Tak hanya di Jawa, produk udeng milik Bambang telah dikirimkan ke seluruh Indonesia, termasuk Sulawesi dan Kalimantan. Bahkan, Bambang juga sempat mengirim produknya hingga ke negeri Jiran, dan Thailand. 

Terbilang cukup ekonomis, udeng Sriwandono ia tawarkan dengan harga mulai Rp50 ribu-Rp60 ribu saja. Nominal ini disesuaikan dengan pilihan bahan yang digunakan. Tak perlu menunggu lama, pengerjaan udeng hanya memakan waktu dalam hitungan hari saja. 

Tak hanya udeng, Bambang juga terampil memproduksi berbagai jenis pakaian adat, lengkap dengan segala aksesorisnya. Permintaan pesanan pakaian adat biasa memuncak ketika menjelang kemerdekaan Indonesia, sebagai atribut dalam menyemarakkan karnaval di masing-masing daerahnya.  

“Karna memang suka sama dunia seni, jadi senang produksi produk-produk khas seperti ini,” tutup Bambang.

    X