Legislator DPRD Kota Surabaya Imam Syafi’i menuturkan jumlah kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kota Pahkawan meningkat. Ia belum merinci persentasenya.
“Kami sudah rapat dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarha Berencana (DP3APPKB). Kami menyampaikan menurut data ternyata jumlah angka kekerasan terhadap perempuan dan anak meningkat, tapi fluktiatif dan kecenderungan meningkat,” tutur Imam, Sabtu (9/11/2024).
Politisi Nasdem ini menegaskan bahwa Kota Pahlawan yang berpredikat kota layak anak nasional maupun tingkat dunia harus bisa menjaga warganya.
Sebab, imbuhnya, data kekerasan terhadap perempuan dan anak itu hanya sebagian kecil. Menurutnya masih banyak warga yang tidak melapor sehingga tidak diketahui oleh DP3APPKB.
“Itu jumlahnya jauh lebih banyak. Untuk itu, DP3APPKB harus aktif turun ke bawah, jangan cuma menunggu hotline. Jangan cuma kalau ada kasus mendampinginya itu hanya formalitas,” tegas Imam yang juga anggota Komisi D DPRD Kota Surabaya.
Imam yang senpat menjadi aktivis PMII tersebut menuturkan bahwa OPD terkait pendampingan kasus kekerasam terhadap perempuan dan anak masih setengah-setengah.
OPD terkait, lanjut Imam, tidak ikut mengawal sampai kasus itu tuntas. Padahal perlindungan anak sudah diatur di dalam undang-undangan.
“Misalnya anak kan bisa jadi korban, atau bahkan anak jadi pelaku dan anak bisa jadi saksi. Itu perlindungannya mulai dari tingkat penyelidikan sampai setelah putusan. Itu kemudian anak dibimbing bahkan ketika keluar keluar dari tahanan,” jelas Imam. (Nor)
Leave feedback about this