Proses penerimaan peserta didik baru (PPDB) jenjang SD negeri (SDN) rampung.Namun ada pagu rombongan belajar (rombel) di 43 SDN belum terpenuhi. Bila ditotal, sekolah tersebut kekurangan 1.000 siswa. Hal ini ditanggapi positif oleh legislator DPRD Kota Surabaya.
Ketua Komisi D Surabaya Khusnul Khatimah menuturkan bahwa orang tua memegang kendali penuh atas pendidikan anak-anak. Ada kemungkinan beberapa orang tua lebih memilih sekolah swasta untuk anaknya.
“Artinya ini pendidikan tergantung orang tua masing-masing, bisa jadi sekolah swasta terdekat dari rumah, bisa juga mereka memiliki kemampuan finansial lebih misalnya. Atau mungkin memang sebelumnya ada keluarga yang sekolah disitu,” kata Khusnul di kantornya, Senin (12/6/2023).
Politisi PDIP ini menyerahkan semua pilihan kepada masyarakat. Menurutnya, anggota dewan bersama Pemerintah Kota Surabaya bersinergi melaksanakan teknis PPDB sebagaimana peraturan Permendikbud ataupun Perwali.
“Kami tidak menginterfensi,” tambahnya.
Sementara itu, Kabid SD Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya Munaiyah mengatakan, kemungkinan SDN yang kekurangan murid tidak akan mendapat tambahan siswa. Sebab, PPDB tingkat SDN telah usai.
Sementara itu, pagu SD paling banyak ada di wilayah Kenjeran, Tambaksari, dan Gunung Anyar. SD di wilayah pusat ada yang sepi, ada yang ramai.
“Sekolah yang penuh ada di wilayah Surabaya Utara. Masyarakat dibebaskan memilih sesuai dengan kebutuhan putra putrinya. Yang jelas bahwa, kami bersama pemkot memastikan anak-anak Surabaya harus sekolah, jangan sampai ada yang putus sekolah, apalagi di usia saatnya masuk sekolah dasar,” pungkas Khusnul. (Nor)