Hal yang ditakutkan banyak pihak akhirnya tejadi. Pengerjaan box culvert belum kelar saat musim hujan tiba. Goal utama untuk mengurangi genangan agaknya masih butuh kerja keras Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemerintah Kota Surabaya.
Termasuk di tengah kota, sejumlah box culvert belum terpasang ke saluran. Juga tampak lubang yang membahayakan pengguna jalan. DPRD Surabaya minta pengerjaan box culvert dimaksimalkan sehingga tidak melampaui tenggat waktu yakni 10 Desember 2022.
“Komisi C usul, box culvert dikerjakan 24 jam. Jadi pekerjaan dilakukan dua shift, siang dan malam,” kata Ketua Komisi C DPRD Kota Surabaya Baktiono saat ditemui di kantor, Senin (24/10/2022).
Penyelesaian proyek saluran ini, lanjut Baktiono, musti melibatkan banyak pihak. Tidak hanya pihak kontraktor, tetapi juga instansi-instansi yang memiliki kabel dan saluran bawah tanah.
“Contohnya instansi Telkom, PLN, PGN juga PDAM. Karena mereka pada hakekatnya memiliki jaringan di bawah itu (tanah),” tambah politikus PDI-P tesebut.
Ia juga menuturkan, peran Dinas Perhubungan Kota Surabaya juga ditagih. Pasalnya, pengerjaan box culvert ada di beberapa titik badan jalan. Seperti di kawasan Karang Menjangan dan Dharmawangsa. Baktiono berharap ada petugas yang mampu mengarahkan lalu lintas sehingga tidak menimbulkan kemacetan.
“Di Karang Menjangan dan Dharmawangsa itu kan (box culvert) dipasang di tengah, seharusnya ada petugas dishub yang mengawal untuk mengarahkan lalu lintas. Tadi Komisi C lewat daerah itu, tidak ada petugas dishub,” imbuhnya.
Baktiono menjelaskan, bahwa target penyelesaian proyek box culvert tahun 2022 sudah pernah disampaikan kepada Komisi C, yakni tanggal 10 Desember 2022. Ia berharap, proyek saluran ini bisa selesai tepat waktu. “Lebih bagus lagi kalau lebih cepat dari target,” kata Baktiono.
Kecuali proyek box culvert yang multi years. Proyek ini meliputi saluran sungai Banyu Urip sampai ke Surabaya Barat. Khusus box culvert multi years ini mustinya akan tuntas pada tahun 2024.
“Saluran Banyu Urip ke Surabaya Barat itu multi years ya, diselesaikan dalam waktu bertahun-tahun bahkan dua dekade sejak kepemimpinan Walikota Bambang DH, Tri Rismaharini sampai ke Eri Cahyadi,” pungkasnya. (Nor)