Kebun Raya Mangrove Surabaya Diresmikan Presiden ke 5 Republik Indonesia
Perspektif

Kebun Raya Mangrove Surabaya Diresmikan Presiden ke 5 Republik Indonesia

Awalnya, dulu Presiden ke 5 Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri menyarankan tanaman cemara udang dijadikan sebagai peneduh Kenjeran, area pantai Surabaya. Kini bertepatan dengan hari Mangrove Internasional, kebun raya mangrove (KRM) di Gunung Anyar diresmikan oleh Megawati. 

KRM Gunung Anyar merupakan kebun raya ke 45 di Indonesia. Namun, KRM Gunung Anyar adalah satu-satunya yang bertema mangrove alias bakau. 

Ide untuk menanam cemara udang beberapa tahun lalu itu berkembang sampai ke kawasan pantai timur di Surabaya. Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sekaligus Ketua Yayasan Kebun Raya Indonesia Megawati mengaku siap memberikan dana senilai Rp 2 miliar untuk pengembangan KRM Surabaya. Syaratnya, Pemkot Surabaya harus berkomitmen untuk menambah koleksi pohon serta terus mengembangkan KRM. 

“Jadi, harus gotong royong, spesies mangrove ada 100an ya, di sini baru separonya (57 spesies), ” kata Megawati saat meresmikan KRM Gunung Anyar Surabaya, Rabu (26/7/2023). 

KRM berdiri di lahan seluas 34 hektare, dengan jumlah total sebanyak 265.000 pohon.

“Termasuk di dalamnya 57 jenis tanaman mangrove,” kata Walikota Surabaya Eri Cahyadi yang mendampingi Megawati. 

KRM Surabaya dilengkapi beberapa fasilitas seperti lahan pembibitan, auditorium, toko souvenir, sentra wisata kuliner, dermaga, menara pantau dan sepeda air. 

Megawati juga sempat meninjau langsung sejumlah fasilitas tersebut. Diantaranya menjajaki jogging track. Megawati juga menelisik informasi melalui barcode scanner tidak jauh dari salah satu jenis pohon bakau. 

Perempuan 76 tahun ini menaruh harapan terhadap perkembangan KRM ke depan. Sebab, bakau mampu menyerap polutan udara dan menghasilkan oksigen. 

Megawati menjelaskan, manfaat mangrove turut memperkuat keanekaragaman hayati kawasan serta memperkaya hasil biota laut. 

“Ini juga kaitannya dengan stunting. Pengentasan stunting itu salah satunya harus bebas dari polusi dan udara kotor,” tutur Megawati. 

Eri menyanggupi konservasi KRM akan terus dikembangkan. Termasuk melibatkan masyarakat dalam kategori miskin. Hasil keuntungannya juga diperuntukkan warga miskin. 

“Melalui padat karya, warga miskin kami libatkan untuk pengembangan ini. Misalnya, pembibitan dan pengelolaan wahana rekreasi,” tambah Eri. 

Dalam kesempatan tersebut, Megawati juga menyerahkan cenderamata mangrove jenis heritiera littoralis atau dungun kecil alias dungun laut kepada Eri. Otomatis koleksi KRM Surabaya pun bertambah menjadi 58 spesies. (Nor)

    X