Alarm waspada kenaikan kasus Covid-19 kembali digaungkan. Pemerintah Kota Surabaya mengimbau warga supaya tidak lengah protokol kesehatan. Bahwa varian baru XBB telah muncul 9 kasus berdasarkan hasil pemeriksaan Whole Genome Sequenching (WGS) oleh ITD Universitas Airlangga (Unair).
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Nanik Sukristina mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan sejumlah upaya antisipasi. Selain membuat Surat Edaran (SE) tentang antisipasi lonjakan kasus Covid-19, ia juga mengaku telah memasifkan pelaksanaan 3T yaitu testing, tracing dan treatment. Serta melaksanakan kegiatan vaksin booster.
Pada upaya testing, melakukan pemeriksaan Covid-19 melalui Rapid Test dan/atau Swab RT-PCR pada masyarakat terindikasi kontak erat (OTG). Serta pelaksanaan Surveilans Aktif (Active Case Finding) secara terintegrasi, bagi warga, satuan pendidikan yang melibatkan Dinas Pendidikan, BPB Linmas, Puskesmas, Camat, Lurah dan Satgas Kampung Wani Jogo Suroboyo.
Kemudian di tahap tracing, melakukan upaya pelacakan kontak erat pada keluarga, lingkungan (tempat tinggal dan tempat kerja) dan riwayat perjalanan dari pasien terkonfirmasi positif.
Untuk tahapan treatment, Dinkes Surabaya mengoptimalkan ruangan dan tempat tidur rumah sakit sebagai tempat perawatan pasien Covid-19. Kemudian pemeriksaan kesehatan dan pemantauan pasien terinfeksi Covid-19 oleh Puskesmas.
Nanik berharap pelaksanaan vaksinasi berjalan optimal dan konsisten di seluruh wilayah Puskesmas Surabaya. Termasuk di beberapa titik corner vaksinasi di mal ataupun lokasi yang memudahkan akses pelayanan bekerjasama dengan lintas sektor tersebut.
“Untuk mengantisipasi penyebaran virus Covid-19 maupun varian XBB, kami telah membuat SE agar seluruh masyarakat patuh protokol kesehatan untuk meminimalisir penularan,” kata Nanik, Selasa (15/11/2022).
Nanik menuturkan, kondisi BOR (Bed Occupancy Rate) TT (Tempat Tidur) Rumah Sakit di Kota Surabaya terus dipantau secara konsisten setiap hari.
“Capaian vaksinasi booster di Kota Pahlawan sampai dengan 14 November 2022 sebesar 56,41 persen (dari target minimal 50 persen). Bed Occupancy Rate juga masih memadai. Karena sebagian besar kondisi pasien terkonfirmasi bergejala ringan seperti flu dan batuk. Mereka melakukan isolasi mandiri di rumah meski dalam pantauan Puskesmas wilayah domisili pasien,” tambahnya.
Untuk pasien Covid-19 yang dirawat di RS merupakan pasien dengan komorbid dan berusia lanjut. Maka, Pemkot Surabaya terus bersinergi melakukan pemantauan perkembangan kasus berkolaborasi dengan 3 pilar di masing-masing wilayah.
“Semoga semua dapat terkendali. Serta masyarakat harus memastikan status vaksinasi lengkap minimal sampai dosis 3. Sehingga dapat memberikan proteksi tambahan serta membentuk kekebalan kelompok secara optimal,” pungkas Nanik. (Nor)