Belum sah rasanya bagi warga Indonesia apabila melewatkan kegiatan ngabuburit ketika bulanRamadan. Sore ini, kami coba bertandang ke Tugu Pahlawan di Jalan Pahlawan, Alun-Alun Contong,Bubutan, Surabaya.
Ada yang berbeda dari wajah halaman Tugu Pahlawan. Nampak banyak sekali tikar untuk lesehan dan panggung di tengah-tengahnya. Sedangkan trotoar di sekeliling area rerumputan dipenuhidengan jajaran stand makanan, minuman, sampai sembako murah.
Diketahui, tepat hari Jumat ini (23/4/2024) sampai besok diadakan acara ngabuburit besutan Disbudporapar Kota Surabaya. Acara dibuka untuk umum mulai pukul 15.00-21.00 dengan harga tiket masuk Rp5 ribu yang bisa dipesan di laman web tiket wisata Surabaya.
Saidah, Kepala UPTD Museum dan Gedung Seni Balai Budaya, menuturkan venue Tugu Pahlawandipilih karena mampu menampung banyak pengunjung dan memiliki nilai sejarah tersendiri.
“Kami pilih karena punya nilai sejarahnya, mbak. Di sini banyak kegiatan untuk ngabuburit, terutamakami buka museum sampai pukul 21.00. Biasanya operasional hanya sampai 16.00.”
Dari informasi tersebut, kami pun penasaran untuk menjajal masuk ke Museum Tugu Pahlawansembari menunggu bedug Magrib.
Memasuki ruang museum, kami disambut dengan patung besar di tengah ruangan yang menggambarkan perjuangan arek-arek Suroboyo merebut kemerdekaan. Di saat yang sama, kami juga bertemu Putri (20) yang tengah sibuk membaca penjelasan soal patung tersebut. Perantau asal Pasuruan ini datang bersama teman satu kantornya.
“Saya datang sama teman, mbak. Itu lagi lihat-lihat,” tunjuknya di sisi ruangan yang lain.
Ia mengaku senang karena akan sangat sulit sekali merasakan pengalaman ngabuburit serupa di kota asalnya.
“Saya senang, sih, karena baru pertama kali ke sini, tau dari webnya tiket wisata Surabaya. Kalau dikota saya gak ada begini,” ujarnya.
Kami kemudian melanjutkan ke lantai dua. Di sana dipamerkan koleksi senjata yang digunakan pejuang dan juga penjajah saat pertempuran di Surabaya. Dari yang modern seperti pistol dan granat,sampai yang paling sederhana namun ikonik, yakni bambu runcing.
Ada pula ruang diorama statistik yang berisi patung gambaran pertempuran 10 November 1945beserta narasi setiap peristiwa yang bisa diakses secara interaktif dalam bentuk digital.
Puas melihat-lihat isi museum, kami kembali ke area halaman Monumen Tugu Pahlawan. Dari banyaknya hidangan yang dijajakan para UMKM, kami memutuskan membeli seporsi semanggiseharga Rp15 ribu.
Makanan tradisional khas Surabaya ini berisikan daun semanggi yang dikukus, lengkap dengan kecambah dan kembang turi yang diguyur dengan bumbu pecel kental berwarna cokelat. Tak lupaditemani dengan kerupuk puli berukuran lebar terbuat dari beras.
Tak lama menunggu, azan pun tiba tepat pukul 17.40 WIB. Seteguk es teh seharga Rp3 ribu menjadipenanda batalnya puasa hari ini.Suasana terlihat lebih menawan dengan rembulan terang di tengah gelapnya langit Magrib Surabaya serta lampu-lampu gantung yang mengelilingi sisi halaman. Acara berbuka semakin meriah dengan banyaknya penampilan,seperti kultum, live music, dan juga ludruk.
Leave feedback about this