Perspektif

DPRD Surabaya Apresiasi Upaya Pemkot Promosikan Batik Khas Surabaya

Upaya Pemerintah Kota Surabaya dalam melestarikan batik patut diacungi jempol. Baru-baru ini, Pemkot Surabaya mematenkan enam motif batik khas Surabaya. Keenam motif batik tersebut yakni Batik Sparkling, Batik Kintir-kintiran, Batik Abhi Boyo, Batik Gembili Wonokromo, Batik Kembang Bungur, dan Batik Remo Surabayan. Semua motif batik tersebut merupakan ciptaan perajin batik yang mengikuti Lomba Desain Batik Surabaya 2022.

Tak hanya mematenkan keenam motif batik khas Surabaya, pemkot juga menggelar beberapa event untuk mengenalkan serta mempromosikan Batik Surabaya pada publik. Setidaknya ada tiga event besar yang melibatkan batik khas Surabaya sejauh ini. Pertama ialah Karnaval Nang Tunjungan yang digelar pada akhir Bulan Oktober lalu. 

Sesuai namanya, dalam event ini Batik Surabaya dipamerkan di atas catwalk layaknya sebuah karnaval. Namun, bukanlah model profesional yang berlenggak-lenggok mengenakan Batik Surabaya di atas karpet merah, melainkan jajaran Forkopimda dan Kepala Daerah di Gerbangkertasusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan).

Event kedua ialah Grand Final Pemilihan Cak Ning Surabaya 2022. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Cak Ning Surabaya di tahun 2022 ini tidak hanya mengenakan baju kebesarannya di atas panggung. Melainkan ada satu momen dimana mereka memparadekan Batik Surabaya yang dibuat oleh para desainer Kota Pahlawan. 

Event terakhir ialah Spontanz Festival in Collaboration with Batik Surabaya. Konser musik yang digelar di Kota Pahlawan ini turut serta mempromosikan Batik Surabaya di dalamnya. Para artis papan atas seperti Bunga Citra Lestari, Kunto Aji, Kahitna, dan lainnya kompak mengenakan busana Batik Surabaya ketika tampil di atas panggung. Kegiatan ini menjadi cara yang efektif mengenalkan Batik Surabaya hingga ke tingkat nasional.

Menyikapi upaya-upaya Pemkot Surabaya untuk mengenalkan Batik Surabaya, DPRD Surabaya memberikan apresiasi sebesar-besarnya. DPRD Surabaya mendukung penuh langkah memajukan warisan budaya tak benda tersebut. 

“Jadi agar masyarakat tahu bahwa produk UMKM Batik binaan Pemkot Surabaya itu tidak kalah kualitasnya dengan batik-batik lainnya,” ujar Wakil Ketua Komisi B DPRD Surabaya, Anas Karno.

Anas Karno mendukung upaya pemkot mempromosikan batik khas Surabaya. Bahkan bila perlu event-event seperti Karnaval Nang Tunjungan bisa diselenggarakan secara rutin.

Hal senada juga disampaikan oleh Wakil Ketua DPRD Surabaya, Laila Mufidah. Ia juga mengapresiasi sekaligus memberi dukungan penuh kepada Pemkot Surabaya yang telah berupaya mempromosikan Batik Surabaya. Ia bahkan mengaku senang bisa turut serta berlenggak-lenggok mengenakan Batik Surabaya pada saat Karnaval Nang Tunjungan.

“Nah, hal yang harus dilakukan selanjutnya adalah memperhatikan tempat penjualan Batik Surabaya. Tempat tersebut harus representatif, mudah dijangkau, dan memiliki banyak stok batin dengan beragam ukuran,” ujarnya.

Selama ini, Batik Surabaya dijual di beberapa sentra produk UMKM seperti di Surabaya Kriya Gallery – Siola. Namun, menurut Laila, stok yang ada di sana tidak cukup banyak. 

“Mungkin juga karena tempatnya kan tidak terlalu luas. Oleh karena itu, kami mendorong agar Pemkot Surabaya mencari tempat yang lebih luas namun tetap strategis,” tandasnya.

Exit mobile version