Blusukan

Tunjungan Romansa, Landmark Klasik Surabaya

“Rek Ayo Rek, Mlaku-Mlaku Nang Tunjungan..” rupanya slogan klasik ini makin terwujud menjadi landmark. Kawasan Jalan Raya Tunjungan yang memang selalu padat lalu lintasnya, sekarang makin menggeliat. Dengan adanya pertunjukan seni dan musik, kegiatan jual-beli yang ditopang para UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) Kota Pahlawan ini seakan ingin membuktikan kebangkitan ekonomi pasca dua tahun dihantam pandemi.

Sejak 2021, Pemerintah Kota Surabaya menggodok ide, bagaimana caranya membangkitkan ekonomi para UMKM binaan. Sekaligus, bagaimana caranya Surabaya memiliki jujukan utama untuk wisatawan dalam ataupun luar kota.

Terpilihlah Jalan Tunjungan dengan segala memori dan romansanya. Di kawasan tersebut masih berdiri beberapa gedung bersejarah, salah satunya yang masih terawat adalah Hotel Majapahit. Hotel mewah bersejarah ini dulunya bernama LMS, lalu Hotel Oranje, dan kemudian Hotel Yamato.

Lagu Rek Ayo Rek sendiri merupakan lagu ciptaan Alfian Harahap dan dipopulerkan Is Haryanto. Lagu ini bercerita untuk mengajak anak-anak muda supaya tidak berdiam diri melamun di rumah saat Malam Minggu (Sabtu Malam). Lebih baik mengajak teman atau saudara untuk ke luar rumah main ke kawasan Tunjungan. Lagu keroncong ini juga pernah dipopulerkan Didi Kempot, lho!

Sempat ditutup untuk mengantisipasi keramaian di tengah pandemi, kini Tunjungan Romansa telah dibuka kembali. Pengunjungan bisa langsung merasakan nuansa romansa sejak di pertigaan gedung Siola. Lampu kelap-kelip dengan berbagai bentuk di pajang di sepanjang Jalan Tunjungan. Tak hanya itu, beberapa grup band lokal juga akan memainkan musik akustik bila malam tiba. 

Pertunjukan seni dan budaya juga bergantian mengisi event di lokasi tersebut. Salah satunya yaitu dongeng boneka untuk anak-anak. Pengunjungan yang berjalan kaki bisa sesekali berhenti untuk menikmati pertunjukan malam itu. Bagaimana kalau lapar? Tenang, ada belasan UMKM yang berjualan secara rapi di stan-stan yang telah disediakan Pemkot Surabaya.

“Seperti yang ada saat ini, jadi UMKMnya nyambung. Ada Tunjungan Romansa kemudian ke Jalan Genteng untuk street food nya,” kata Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata (DKKORP) Wiwiek Widayati. (Nor)

Exit mobile version