Ada yang berbeda dengan suasana Jalan Tunjungan di tanggal 26-27 November 2022 lalu. Biasanya setiap malam warga datang ke sana untuk menikmati Tunjungan Romansa. Namun akhir pekan di ujung Bulan November tersebut ribuan masyarakat datang karena tertarik berburu kopi.
Ya, selama dua hari tersebut Jalan Tunjungan menjadi lokasi gelaran Java Coffee Culture (JCC) 2022. Event tersebut diselenggarakan oleh Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jawa Timur bersama Pemerintah Kota Surabaya.
Puluhan UMKM kopi dari berbagai penjuru Indonesia hadir membawa beragam jenis produk kopi andalannya. Mulai dari aneka jenis kopi dari Sumatera, Jawa, hingga Indonesia Timur. Tercatat lebih dari 5000 pengunjung tumpah ruah di gelaran tersebut. Selain berkesempatan untuk mencicipi kopi-kopi specialty dari berbagai daerah, pengunjung juga disuguhkan aneka atraksi. Mulai dari live music, reog, hingga fashion show batik Surabaya.
Kepala BI Kanwil Jatim, Budi Hanoto menyampaikan bahwa JCC merupakan salah satu upaya dari BI untuk emndorong industri kopi sebagai komiditas unggulan nasional di tengah pembangunan ekonomi kreatif. Apalagi Indonesia merupakan peringkat kelima produsen kopi dunia.
“Data di tahun 2021 lalu, produksi kopi di Jawa mencapai 99.000 ton. Dan Jatim mendominasi produksi tersebut dengan angka mencapai 49.000 ton. Disusul oleh Jabar sebesar 23.000 ton, dan Jateng 25.000 ton,” ujarnya.
Begitu besarnya potensi industri kopi bagi perekonomian nasional membuat BI gencar mendorong pertumbuhan kopi. Khususnya di Jatim yang hingga saat ini terdapat sejumlah tantangan. Di antaranya seperti aspek permodalan, memastikan kualitas biji kopi, memperpendek supply chain, hingga pemasaran baik di dalam maupun luar negeri. Upaya tersebut salah satunya melalui event JCC ini.
Benar saja, selama dua hari digelar, JCC berhasil mencatatkan nilai transaksi mencapai Rp 10 miliar. Capaian sebesar itu telah melebihi target yang sebelumnya ditetapkan oleh BI sebagai penyelenggara.
“Target sebelumnya kami pasang hanya di angka Rp 2-3 miliar. Jadi ini sudah jauh melampaui target,” ujarnya.
Nilai transaksi tersebut berasal dari kegiatan Bussiness Matching yang diikuti oleh pengusaha kopi mulai dari produsen hingga user. Kegiatan Bussiness Matching tersebut di antaranya cupping test dengan menggolongkan kualitas dan cita rasa kopi sebagai proses quality control, cupping experience oleh para pembeli potensial, dan kerja sama platform digital untuk pemasaran produk kopi.
Di sisi lain, para pelaku UMKM kopi juga merasa terbantu dengan adanya JCC. I Ketut Alit salah satunya. Pelaku UMKM kopi yang berasal dari Bali ini berterima kasih kepada penyelenggara JCC. Sebab melalui event tersebut ia bisa mengenalkan produk andalannya kepada masyarakat luas.
“Semua varian kopi yang saya bawa juga ludes terbeli. Habis tak bersisa,” ujarnya sembari tersenyum lebar.
I Ketut Alit dan para pelaku UMKM kopi yang terlibat berharap agar event JCC bisa sering digelar. Sebab melalui event ini, para pelaku UMKM bisa memasarkan produknya dengan lebih luas dan tepat sasaran. Hal yang selama ini menjadi salah satu hambatan bagi para pelaku UMKM kopi.