Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) gelar Pelatihan Wirausaha Minuman Kekinian untuk Pemuda Kota Surabaya. Dilaksanakan selama 3 hari, yakni pada 19-21 Juni 2024, kegiatan ini berlokasi di Koridor Coworking Space, Lantai 3, Gedung Siola.
Pelatihan rutin yang dilaksanakan oleh Disbudporapar kali ini berfokus pada peluang usaha pada minuman kekinian berbasis kopi, teh, dan sebagainya. Kegiatan ini dihadiri oleh 100 pemuda asli Kota Surabaya rentang usia 16-30 tahun yang sebelumnya belum pernah mengikuti pelatihan serupa.
Yanuar Hermawan selaku Kepala Bidang Kepemudaan Disbudporapar mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mewadahi minat anak muda Kota Surabaya yang memiliki ketertarikan di bidang bisnis minuman kekinian.
“Industri minuman kekinian saat ini semakin ramai dan menjanjikan. Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan wadah bagi anak muda yang memiliki ketertarikan di bidang tersebut. Mereka akan diajarkan cara mengelola usaha hingga praktik pembuatannya,” ucapnya.
Dalam pelatihan ini, Disbudporapar secara khusus menggandeng Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Surabaya dalam menghadirkan praktisi-praktisi yang sesuai dengan bidang masing-masing.
Kuswana Mandiri Septian, salah satu pemateri menyampaikan beberapa hal mengenai Harga Pokok Produksi (HPP), Logo dan Branding, dan Marketing.
Dalam pemaparan materi, Kuswana menjelaskan bahwa marketing penting dalam penjualan suatu produk. Marketingatau pemasaran adalah aktivitas yang bertujuan untuk mempromosikan dan menjual produk kepada konsumen. Marketing adalah kunci dalam menciptakan permintaan pasar dan meningkatkan penjualan produk.
Kemudian sebelum sampai pada proses marketing, branding diperlukan agar produk dapat dengan mudah dikenali oleh masyarakat. Branding dapat dilakukan dengan pembuatan identitas unik untuk produk, seperti nama, logo, slogan, dan desain yang konsisten.
Kuswana juga memberikan tips sukses dalam tiap tahap penjualan, mulai dari branding, selling, dan marketing. Pun juga strategi mengenai bagaimana UMKM bisa memulai bisnis dan bertahan. “Bagi UMKM, cash flow merupakan hal yang penting. Transaksi harus terus berjalan, beriringan dengan branding dan marketing yang dilakukan,” jelasnya.
Rinda, salah satu peserta yang merupakan seorang mahasiswa mengatakan bahwa pelatihan semacam ini sangat membantu anak muda seperti dirinya yang ingin belajar dan membangun usaha.
Rinda yang saat ini sedang merintis usaha minuman teh mengaku ingin mempelajari mengenai bagaimana strategi untuk membangun bisnis dan mengelolanya dengan baik. Menurutnya, materi mengenai logo dan brandingmerupakan materi yang menarik dan paling ia butuhkan.“Saya berharap kegiatan seperti ini lebih sering diadakan, terutama untuk anak-anak muda. Karena pelatihan seperti ini sangat bermanfaat bagi kami yang ingin membangun usaha,” harapnya.