Blusukan

Kemeriahan Perayaan Imlek di Sanggar Agung Surabaya

Hari raya imlek pastinya menjadi salah satu momen yang dinanti-nanti oleh masyarakat Surabaya, terutama bagi warga Tionghoa. Salah satu destinasi menarik yang kerap kali ramai ketika imlek tiba adalah Klenteng Sanggar Agung atau yang dikenal pula dengan nama Hong San Tang. Klenteng yang berbatasan langsung dengan lautan ini, memiliki ikon 2 naga dan patung Dewi Kwan Im setinggi 20 meter yang berdiri megah pada atasnya. Atraksi ini membuat setiap umat yang datang sembahyang, dimanjakan pula dengan panorama keindahan. 

Perayaan imlek yang jatuh pada hari Minggu (22/01/2023), membuat klenteng ini dipadati oleh umat yang hendak sembahyang dan wisatawan yang terus datang. Jumlah ini diakui Vivi, salah satu pengelola, telah meningkat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya di mana Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) masih dijalankan. 

“Iya, sudah meningkat. Tapi masih belum sebanyak sebelum masa pandemi.” Ujarnya.

Keramaian terjadi bukan tanpa alasan, kini Klenteng Sanggar Agung telah dibuka untuk umum, sehingga seluruh masyarakat dari etnis dan agama apa saja boleh datang untuk berkunjung dan berwisata.  

“Iya betul dibuka untuk umum. Sanggar Agung sendiri dibangun dengan arsitektur yang bergaya campuran Bali, Jawa & Chinese. Tujuannya supaya bisa saling mengenal kebudayaan. Kami berharap bisa membaur dengan seluruh masyarakat.” Tambah Vivi.  

Menariknya, tak hanya suguhkan panorama yang indah saja perayaan imlek di Klenteng Sanggar Agung tahun ini juga dilengkapi dengan fasilitas electone, dan bazaar makanan untuk semakin memeriahkan suasana. Setiap pengunjung yang datang nampak sangat asyik berfoto untuk mengabadikan kenangan indah. 

Meski demikian, perayaan meriah ini tak pula mengurangi kekhusyukkan ibadah bagi umat yang tengah bersembahyang di area doa.  Jojo (65) salah satu umat yang datang, telah siap dengan beberapa persembahan seperti lilin, dan yuswa untuk sejenak berdoa dalam menyambut hari raya. 

“Iya setiap tahunnya saya selalu sembahyang di sini. Buat persembahan yang dibawa ada yuswa, lilin, juga kertas yang nanti dibakar buat persembahan pada Dewa-Dewi.”  Ujarnya. 

Tak hanya Jojo, banyak umat lain yang nampak tengah menabur bunga ke lautan, dan melepas burung pipit, yang dipercaya sebagai tanda pelepasan cela hidup, dan mengharap keberkahan pada tahun yang baru. 

“Semoga seluruh umat manusia bebas dari pertikaian, mara bahaya & penyakit. Semoga selalu damai, aman & sejahtera. Semoga semua makhluk berbahagia.” Tutup Vivi. 

Exit mobile version