Surabaya 24 Hours

Pagelaran Budaya Tionghoa dalam Chunjie Fest di Kembang Jepun Menyita Perhatian Warga

Perayaan imlek yang jatuh pada Minggu (22/01/2023) terasa sangat berbeda, mengingat pemerintah telah resmi mencabut Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sejak 30 Desember 2022 silam. Bagaimana tidak, terdapat banyak perayaan dan hiburan masyarakat yang tersebar di seluruh Kota Pahlawan, salah satunya di Kya-kya Kembang Jepun Surabaya. 

Malam itu, kawasan Kya-kya nampak sangat indah dengan penampahan lampu, lampion, hingga ornamen naga berwarna merah yang nampak megah. Bertajuk Chunjie Fest perayaan ini suguhkan tampilan budaya Tionghoa, mulai dari barongsai, dewa rejeki, wushu, hingga tarian bedayan potehi juga tarian Cak Juan. Selain itu, festival ini juga diisi dengan puluhan stan UMKM yang sediakan berbagai kuliner khas Tionghoa, juga kuliner kekinian dengan harga yang cukup terjangkau. Antusiasme masyarakat Surabaya sangat tinggi. Ribuan pengunjung terlihat telah memadati lokasi sejak pukul 18.00 WIB, tepat ketika perayaan tersebut dimulai. Banyak diantaranya yang sengaja datang bersama keluarga besar, untuk merayakan imlek dan menikmati tampilan kebudayaan ini. Salah satunya adalah Wili(23) yang malam itu datang bersama istri serta kedua anaknya. 

“Iya senang sekali akhirnya bisa ada perayaan-perayaan lagi. Hari ini datang sama anak-anak, soalnya anak saya suka nonton barongsai di internet, mumpung ada kesempatan lihat langsung akhirnya saya ajak ke sini bareng-bareng.” Ujarnya. 

Tak hanya pengunjung saja yang antusias menyambut perayaan ini, para pengisi acara yang terlibat juga semangat mempersiapkan diri untuk memberikan penampilan terbaik. Salah satu penampil yang berhasil memikat hati masyarakat, adalah tari bedayan potehi. Tarian yang dibawakan oleh Sawungdance studio ini nampak sangat unik, karena merupakan akulturasi budaya Jawa juga Tionghoa. 

“Tarian bedayan potehi hari ini melibatkan 7 penari. Tarian ini ciptaan dari sanggar kami, dan sempat menjuarai Festival Cipta Tari tahun 2015. Bedayan Potehi sendiri adalah tari kreasi akulturasi budaya Jawa dan Tionghoa. Bedayan merupakan tarian pembuka untuk ludruk, dan potehi diambil dari kesenian wayang potehi.” terang Sekar, founder Sawungdance studio ketika ditemui asumsivirtual.com. 

Meski pencabutan PPKM telah diresmikan, perayaan imlek malam itu masih tetap mendapat penjagaan maksimal. Suwaji, Satpol PP Pabean menjelaskan bahwa personil yang diturunkan berjumlah kurang lebih 50 pasukan. 

“Untuk malam ini jumlah yang diturunkan kurang lebih ada 50.  Nah, jumlah ini merupakan gabungan dari Satpol PP kota, Satpol PP Pabean, Kelurahan Bongkaran, sama Nyamplungan. Selain itu juga dibantu oleh Babinsa Kelurahan Bongkaran. Tadi ada pengawasan dari Polres juga.”  Jelasnya. 

Menurut Suwaji, pihaknya telah melakukan sterilisasi jalan sejak pukul 16.00 WIB. Untuk Chunjie Fest sendiri, akan diakhiri tepat pada pukul 22.00 WIB demi keamanan setiap masyarakat Surabaya. 

Exit mobile version