Nilai RAPBD (Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) 2024 diproyeksikan mencapai Rp 10,882 triliun. Nilai ini hampir sama dengan APBD Perubahan 2023, hanya naik 0,6 persen.
Pemkot Surabaya sudah menghitung potensi pendapatan asli daerah (PAD) sebesar Rp 6,3 triliun. Pendapatan itu bersumber dari pajak daerah Rp 4,9 triliun; retribusi Rp 393 miliar; hasil pengelolaan kekayaan daerah Rp 222 miliar; serta PAD lain-lain yang sah Rp 723 miliar.
“Ini masih rancangan. Tentu akan dibahas bersama-sama dengan DPRD,” kata Walikota Surabaya Eri Cahyadi saat menghadiri rapat paripurna di DPRD Kota Surabaya, Selasa (17/10/2023).
Eri menuturkan beberapa program prioritas tahun 2024. Yang utama yakni pendidikan dan kesehatan yang anggarannya mencapai 21 persen dari kemampuan APBD. Pengentasan kemiskinan juga menjadi perhatian.
Data terakhir yang dikeluarkan Bappenas pada 2022, tambah Eri, angka kemiskinan masih tercatat 4,3 persen. Pada 2021 angka kemiskinan mencapai 5,7 persen.
“Tahun ini datanya masih kami tunggu. Tapi saya optimis angkanya (data kemiskinan) akan terus menurun,” tutur Eri.
Sementara itu, Ketua DPRD Surabaya Adi Sutarwijono mengatakan proyeksi belanja daerah sudah disesuaikan dengan potensi pendapatan. Hanya saja, politisi PDIP ini berharap PAD masih bisa digenjot lagi. Dia meminta pos-pos pendapatan berupa pajak dan retribusi terus dimaksimalkan.
“Tentu harus ada terobosan dan inovasi dalam menggali pendapatan,” papar Adi.(Nor)
—————–