Dinamika Dewan

Permakanan Lansia Bakal Dihapus, DPRD : Harus Ada Sosialisasi yang Masif ke Masyarakat

Sebanyak 11.776 lansia dan keluarga miskin (gamis) penerima bantuan permakanan gratis dari Pemkot Surabaya bakal terdampak perubahan kebijakan tahun depan. Nasi kotak siap saji yang biasanya mereka terima saban hari itu akan ditiadakan. Gantinya, bantuan langsung tunai (BLT) Rp 200 ribu per bulan.

Walikota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, kebijakan tersebut sudah melalui persetujuan DPRD Surabaya. 

“Ini masukan dari teman-teman DPRD. Permakanan diberikan dengan BLT,” kata Eri.

Dengan model BLT, diharapkan keluarga penerima mampu mengelola sendiri uang tersebut. Jika dalam satu keluarga pandai memasak, manfaatnya bisa dirasakan langsung dalam satu keluarga. Bukan untuk satu orang saja. 

“Kalau ibunya pintar masak, bisa buat satu rumah,” terang Eri usai paripurna.

Anggota Komisi D Herlina Harsono Njoto menyampaikan harus ada sosialisasi yang masif ke masyarakat. Terutama kepada penerima bantuan permakanan, penyedia makanan serta pengantar makanan.

“Jangan sampai, dengan adanya perubahan kebijakan ini, timbul gejolak dan persoalan baru,” tegas Herlina.

Perempuan yang menjabat sebagai Ketua Fraksi Demokrat-Nasdem  ini berharap, pemkot melalui dinsos kembali mengkaji anggaran untuk BLT. Sebab, masih ada kesempatan untuk merevisi angka tersebut. 

Selama ini, anggaran permakanan Rp 11.500 per paket makanan dianggap masih kurang layak.

“Bagaimana dengan Rp 200 ribu per bulan? Saya sih berharap bisa ditambah,” pungkasnya. (Nor)

Exit mobile version