Musim penghujan telah tiba, serangkaian upaya dilakukan Pemkot Surabaya guna mengantisipasi terjadinya banjir. Salah satunya dengan mengoptimalkan rumah pompa hingga melakukan normalisasi dan pembersihan sungai atau saluran air.
Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya, Syamsul Hariadi mengatakan bahwa optimalisasi rumah pompa menjadi ujung tombak penanganan banjir. Saat ini, Surabaya telah memiliki sebanyak 76 rumah pompa di lokasi yang berbeda-beda.
“Ujung tombak kita ada di rumah pompa. Saat ini, kita memiliki 76 rumah pompa yang tersebar di berbagai titik. Setiap rumah pompa memiliki antara 3 hingga 7 unit pompa, dengan kapasitas minimal 3 meter kubik,” kata Syamsul, Rabu (23/10).
Pompa utama di setiap rumah pompa juga dilengkapi dengan pompa berukuran kecil untuk mengatasi lumpur. Langkah ini diharapkan dapat membantu mencegah banjir secara lebih efektif. “Itulah mengapa di Surabaya, kalau ada banjir tidak sampai menginap,” ujarnya.
Bahkan, Syamsul menambahkan begitu langit mulai nampak mendung, tim DSDABM Surabaya langsung mengeksekusi langkah preventif dengan mengosongkan saluran air melalui pompa. “Kami segera mengosongkan saluran-saluran melalui rumah pompa dan airnya dibuang ke laut. Ketika hujan turun, air akan langsung masuk ke saluran yang sudah kosong,” jelasnya.
Selama musim kemarau, pihaknya juga melakukan pengerukan atau normalisasi saluran air, baik primer maupun sekunder. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kapasitas saluran, sehingga aliran air dapat bergerak dengan lancar saat hujan datang.
Terakhir, Syamsul menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat. Ia berujar, Pemkot Surabaya akan selalu siap siaga apabila ada masyarakat yang membutuhkan bantuan terkait pengerukan saluran tersier di wilayah pemukiman.
“Kami siap membantu warga yang ingin melakukan kerja bakti di wilayahnya. Jika ada lokasi yang sulit, seperti gorong-gorong, kami akan kirimkan personel untuk membantu,” katanya.
Selain itu, DSDABM juga bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk menangani perantingan pohon. Langkah ini sebagai antisipasi angin kencang yang sering menyertai saat hujan deras.