Surabaya 24 Hours

Sambut Bulan Bung Karno, Begandring Soerabaia Ajak Warga Telusuri Jejak Hidup Putra Sang Fajar 

Bulan Juni merupakan bulan yang memiliki makna penting bagi Kota Surabaya. Pasalnya, bulan Juni merupakan bulan kelahiran dari Ir. Soekarno, presiden pertama Republik Indonesia yang menghabiskan kebanyakan dari masa hidupnya di kota pahlawan ini. 

Pemerintah Kota Surabaya berkolaborasi dengan Begandring Soerabaia, salah satu komunitas pegiat sejarah di Kota Surabaya, mengadakan agenda Tapak Tilas Bung Karno Arek Suroboyo. Kegiatan ini diadakan terbatas, hanya selama dua hari di bulan Juni 2023, yakni pada tanggal 18 dan 25. Tapak tilas dibagi ke dalam dua sesi, sesi pertama yaitu pada pukul 07.00 hingga 09.00 WIB. Dilanjutkan dengan sesi kedua pada pukul 10.00 hingga 12.00 WIB. 

Peserta tapak tilas tidak dipungut biaya sepeserpun. Siapapun yang berminat hanya harus mendaftarkan diri terlebih dahulu melalui laman bit.ly/TapakTilasBungKarno dengan beberapa ketentuan seperti wajib memiliki KTP Surabaya, berbusana batik atau pakaian ala pejuang (bukan pakaian loreng), serta batas maksimal sebanyak 40 peserta di setiap sesinya. 

Rute tapak tilas ini dimulai dari SDN Alun-Alun Contong 1, yang berlokasi tepatnya di Jalan Sulung Sekolahan No.1. Sekolah dasar yang sempat diresmikan pergantian namanya menjadi SDN Sulung oleh Eri Cahyadi pada Sabtu (17/6/2023) silam ini, ternyata pernah menjadi tempat ayah Bung Karno, yakni Raden Soekemi Sosrodiharjo bekerja sebagai guru. 

Di lokasi pertama ini, peserta diberikan sambutan pembuka dan pemaparan sekilas sejarah hidup sang proklamator ulung. Pemaparan ini salah satunya disampaikan oleh Kukuh Yudha Karnanta, selaku dewan redaksi Begandring Soerabaia. Kukuh menyebutkan bahwa selain menjadi bulan lahir Pancasila, bulan Juni ini juga identik dengan terjadinya berbagai peristiwa hidup Bung Karno itu sendiri. 

“Dari lahir, meninggal, menikah dengan Siti Utari, anak H.O.S Tjokroaminoto, semua peristiwa penting itu terjadi di bulan Juni dan bertempat di Kota Surabaya,” paparnya. 

Di lokasi selanjutnya, peserta tapak tilas dibawa berkunjung ke Rumah Lahir Bung Karno yang berlokasi di Jalan Pandean IV No. 40. Di sana, para peserta tapak tilas dapat menyaksikan langsung rumah mungil di dalam perkampungan padat penduduk yang menjadi saksi bisu lahirnya presiden pertama Republik Indonesia. 

Beralih ke lokasi ketiga, peserta tapak tilas diajak pula untuk menyelami sejarah masa remaja Bung Karno di Museum H.O.S Tjokroaminoto di Jalan Peneleh VII No. 29-31. Tak jauh dari rumah H.O.S Tjokroaminoto, hanya berjarak beberapa blok saja, terdapat Toko Buku Peneleh, yang merupakan kediaman dari salah seorang kawan yang mengenalkan Bung Karno pada Islam dan organisasi Muhammadiyah. 

Di lokasi terakhir, peserta tapak tilas dibawa memasuki kawasan Tugu Pahlawan di Jalan Pahlawan, Surabaya. Tugu yang dibangun sebagai bentuk penghormatan para pahlawan yang telah berjuang saat tragedi pertempuran 10 November ini diinisiasi pendiriannya oleh

Bung Karno. Desain tugu yang dibuat mirip seperti paku yang terbalik ini memiliki makna yang mendalam serta menjadi peringatan bagi bangsa lain agar jangan sekali-kali berani untuk merebut kemerdekaan suatu negara. Melalui kegiatan tapak tilas ini, juga diceritakan bagaimana Bung Karno menjadi orang yang meletakkan batu pertama pada pembangunan monumen Tugu Pahlawan.

Exit mobile version