Persoalan reklame di Kota Pahlawan masih juga rumit. Anggota Komisi A DPRD Surabaya dari Partai Nasdem Imam Syafi’i mendesak, reklame yang tidak mau membayar pajak digergaji saja. Lalu potongan besinya dilelang.
Pernyataan ini disampaikan Imam Syafi’i saat menyikapi LKPJ Walikota Surabaya akhir tahun anggaran 2023 di sektor pendapatan.
Sektor pendapatan, lanjut Imam, memang mengalami kebaikan bila dibanding tahun sebelumnya. Hanya saja, belum mencapai target. Hanya 89 persen.
“Soal reklame yang bandel, kalau perlu digergaji, dipotong. Kalau sudah dipotong titik-titiknya itu dilelang saja. Siapa yang berani memberikan penawaran yang tinggi disitu juga dipakai,” kata Imam, Senin (1/4/2024).
Imam mendorong, kinerja bagian pendapatan perlu dimaksimalkan. Sebab, imbuh Imam, sudah terjadi pergantian Kepala Bapenda.
Imam menanyakan, tidak tercapainya target di sektor pendapatan sudah dilakukan secara optimal atau sengaja tidak dioptimalkan? Karena menurutnya, masih banyak sektor pendapatan yang bisa dioptimalkan melalui pendapatan reklame dan parkir.
“Kinerja bidang pendapatan untuk mencari uang itu perlu ditingkatkan, kemarin kan ada pergantian Kepala Bapenda. Mudah-mudahan ini pertanda bagus. Kami berpikir, tidak tercapainya target, harus kita lihat apakah karena memang sudah optimal dan tidak bisa dioptimalkan,” paparnya.
Imam menekankan, reklame yang sudah habis masa berlakunya atau tidak bayar pajak segera digergaji atau dipotong.
“Kalau sudah habis masa berlakunya atau tidak bayar pajak, diingatkan berulang kali tapi abaikan, ya digergaji saja,” pungkas Imam. (Nor)