Perspektif

Bulan Pendidikan Nasional, Ketua Komisi D Ingatkan Pentingnya Peran Keluarga

Bulan Mei selalu menjadi momen peringatan betapa pendidikan itu penting, terlebih pendidikan untuk anak-anak. Sebagai pihak yang menggawangi informasi dan aspirasi dari dan untuk rakyat, Komisi D DPRD Surabaya terus mendorong warga Surabaya memperkuat pilar pendidikan Ki Hajar Dewantara.

Ketua Komisi D Khusnul Khotimah juga menekankan kutipan Al Ummu Madrasatul Ula. Bahwa sekolah pertama anak-anak adalah keluarga, ummu adalah ibu. Menurutnya, keluarga memiliki peran penting dalam pembentukan karakter anak-anak kita.

“Al ummu madrasatul ula itu dimaknakan sekolah pertama adalah keluarga, ummu adalah ibu. Jadi keluarga itu memiliki peran penting dalam pembentukan karakter anak,” kata Khusnul saat ditemui di kantornya, Selasa (23/5/2023)

Khusnul menyoroti adanya kasus memprihatinkan terjadi pada siswi SMPN. Siswi ini berkenalan dengan laki-laki asing di media sosial. Perkenalan tersebut berujung pada aksi pencabulan. Politisi PDIP ini juga sangat prihatin atas kasus pemerkosaan dan pembunuhan siswi SMP yang jenazahnya ditemukan di bekas gudang peluru Kedung Cowek Surabaya.

“Kasus-kasus yang terjadi ini sangat memprihatinkan, kami berharap tidak akan terjadi lagi di masa mendatang. Apa sebenarnya yang kurang dari program pemkot dan DPRD selama ini yang musti diperbaiki, perkuat atau bahkan ada program yang tidak selaras dengan budaya yang terjadi di masyarakat. Kami mendorong ada sinergitas, terutama peran keluarga,” tutur politisi PDIP ini.

Perlu diketahui, dua kasus yang menimpa dua siswi SMPN yang berbeda ini cukup mencuri perhatian banyak pihak. Pasalnya, dua siswi SMPN awalnya berkenalan dengan laki-laki asing melalui media sosial. Keduanya menjalin hubungan spesial. Namun nahas, dua siswi malah menjadi korban pencabulan, bahkan ada yang ditemukan tak bernyawa. 

Khusnul Khotimah berharap penuh para orang tua bisa membangun komunikasi dengan anak. Misalnya hal kecil dalam penggunaan gadget.

“Pakai gadget dari jam berapa ke jam berapa, atau misal pakai gadget di akhir pekan saja. Jadi orang tua ikut mendetek konten apa saja yang diakses anak-anak ini,” paparnya.

Hal senada juga diutarakan Wakil Ketua Komisi D Ajeng Wira Wati. Ajeng mengingatkan pentingnya program puspaga (Pusat Pembelajaran Keluarga) yang digagas Pemkot Surabaya. Puspaga merupakan bentul layanan satu pintu untuk meningkatkan kehidupan keluarga dan ketahanan keluarga melalui program pendidikan pengasuhan, ketrampilan menjadi orang tua, ketrampilan melindungi anak, kemampuan meningkatkan partisipasi anak dalam keluarga maupun penyelenggaraan program konseling bagi anak dan keluarga.

“Ini adalah sosialisasi pentingnya kekuatan keluarga dan jangan sampai anak-anak ini salah pergaulan,” kata Ajeng.

Melalui puspaga ortu tidak hanya diajarai bagaimana mendampingi anak dalam menggunakan media sosial. Tetapi juga ortu diajarkan bagaimana caranya membangun interaksi yang baik kepada anak.

“Bagaimana memberikan anak-anak self worth, kemudian memastikan anak-anak tidak terjerumus dalam pergaulan dan tidak mudah terpengaruh oleh orang asing bahkan yang tidak dikenal,” pungkas Ajeng. 

Dalam puspaga, orang tua akan diajarkan bagaimana membangun interaksi yang baik pada anak. Salah satunya guna membangun self worth. Self worth merupakan perasaan mencintai diri sendiri dan percaya bahwa diri kita layak dicintai. Self worth juga berarti memberi diri sendiri rasa hormat, penghargaan, dan pengertian yang sama seperti yang kamu berikan untuk orang lain. (Nor)

Exit mobile version