Surabaya 24 Hours

52 Feeder Dilaunching di Surabaya, Dewan Ingin Penumpang Nyaman dan Pengemudi Sejahtera

Sebagai kota metropolitan, Surabaya sudah semestinya mampu memberikan layanan transportasi publik yang memadai. Setelah Suroboyo Bus dan Bus Trans Semanggi mengaspal di Surabaya, kini angkutan pengumpan (feeder) siap melayani kebutuhan warga. DPRD Surabaya berharap, langkah pemkot ini mampu memberikan kenyamanan pada warga dan kesejahteraan pada driver feeder.

Wakil Ketua Komisi C Aning Rahmawati menuturkan, feeder ini merupakan alat transortasi yang terkoneksi dengan Suroboyo Bus dan Bus Trans Semanggi.

“Dari Suroboyo Bus atau Trans Semanggi, (penumpang) masuk ke pemukiman pakai feeder ini. Makanya yang diambil adalah rute-rute yang selama ini merupakan rute angkot,” kata Aning saat ditemui di kantornya, Senin (27/2/2023).

Diharapkan, lanjut politisi PKS ini, pelayanan feeder lebih nyaman dan ekonomis. Sebanyak 52 unit feeder yang telah resmi dilaunching terdiri dari 14 Hiace dan 38 Gran Max. Feeder ber-AC, tarifnya Rp 5000 untuk dewasa, dan sistem pembayarannya melalui kartu elektronik.

“Driver feeder yang juga merupakan ex sopir angkot ini diharapkan lebih sejahtera lagi. Karena selama ini pendapatannya sekitar Rp 800 ribu per bulan. Kalau dia (driver) menjadi sopir feeder, dari dishub (pendapatan) bisa sampai Rp2,5 juta,” papar Aning.

Feeder melayani lima rute perjalanan. Diantaranya Terminal Benowo – Tunjungan, Puspa Raya – HR Muhammad, SWK Penjaringan Sari – Gunung Anyar, PNR Mayjend Sungkono – Embong Wungu, dan Terminal Intermoda Joyoboyo – Terminal Bratang – Kedung Asem. Rencananya, pemkot akan menambah dua rute baru. Apakah area industri seperti SIER dan kawasan Margomulyo akan menjadi rute yang dilalui feeder? Hal ini masih membutuhkan proses kaji dan study dengan banyak pihak.

“Feeder ini diharapkan menjadi transportasi publik. Misalnya area industri seperti yang disebutkan yaitu SIER, kalau memang selama ini dilalui oleh angkot dan secara study dan kajiannya dibutuhkan, kita akan penuhi,” ungkapnya.

Komisi C DRPD Kota Surabaya sebagai mitra kerja dishub ini memastikan feeder dilaunching guna memenuhi alat transportasi publik. DPRD menyambut positif tarif feeder yang terintegrasi dengan Suroboyo Bus. Tarifnya Rp 5000 per dua jam. Tarif menjadi satu antara penumpang feeder dan Suroboyo Bus. Tapi setelah lebih dari dua jam, akan berlaku tarif awal lagi.

Ketentuan tarif diatur dalam peraturan walikota (perwali). Namun, hingga saat feeder dilaunching, regulasi tersebut belum disahkan walikota. Sambil menunggu draf perwali tuntas, masyarakat untuk sementara waktu bisa memanfaatkan layanan feeder secara gratis. 

Setelah perwali disahkan, segera diberlakukan pembayaan normal. Yaitu Rp 5.000 per dua jam.

“Anggap saja ini bentuk sosialisasi ke masyarakat,” tambah Aning. (Nor)

Exit mobile version