Nama Cahyo Siswo Utomo memang baru di lingkungan DPRD Surabaya. Namun, sejak dilantik menjadi anggota DPRD Surabaya di tahun 2021 menggantikan almarhum Ibnu Sobir, lulusan magister Universitas Narotama ini rajin turun ke lapangan. Namanya kian akrab di masyarakat.
Baru dua tahun menjadi legislator, politisi PKS ini sudah mengantongi nama-nama warga yang kiranya membutuhkan intervensi dari pemerintah kota. Ada nama-nama siswa dari keluarga miskin yang rawan tidak mendapat kuota di sekolah negeri, ada juga data warga miskin yang membutuhkan intervensi atau bantuan dari pemkot.
“Secara umum, warga itu ingin beban pendidikan gratis. Misal ada siswa dari keluarga miskin, kemudian karena tidak bisa masuk melalui jalur zonasi, terbatasnya kuota jalur afirmasi sehingga tidak bisa mendaftar ke sekolah negeri, pun ke swasta juga ada kuota, kami carikan solusi entah itu dicarikan kuota ke swasta bahkan solusi kejar paket. Kami tekankan jangan sampai dari PPDB yang kurang sempurna ini, ada anak yang putus sekolah,” kata Cahyo mengawali wawancara, Rabu (26/7/2023).
Cahyo merupakan arek asli Suroboyo yang pernah mengenyam pendidikan sekolah negeri, dari sekolah dasar hingga SMA. Cahyo yang juga aktif di organisasi HIPMI Surabaya ini adalah lulusan SDN Kertajaya XIII, SMPN 1, dan SMAN 5 Surabaya.
Cahyo aktif menyapa warga. Terlebih lagi, ia memantau dampak berbagai program pemkot di masyarakat.
“PR (pekerjaan rumah,red) kita saat ini yakni bagaimana mengentaskan keluarga miskin terutama keluarga ekstrim miskin. Salah satu program intervensi pemerintah adalah bantuan pangan non tunai untuk keluarga miskin. Misalnya ada yang berdagang sembako, dengan modal dari pemerintah berupa beras, telur, mi, gula dan sebagainya. Ternyata warga juga butuh pendampingan untuk manajemen keuangan. Ada lho warga yang habis modalnya, tapi ngga bisa dagang lagi. Pas ditanya kemana dagangannya, ya habis dijual, tapi uangnya juga habis, ngga bisa untuk belanja modal lagi,” terang Cahyo.
Sebagian warga, lanjut Cahyo, ada yang berhasil berdagang dengan memutar modal dari pemkot. Tapi tidak sedikit juga yang tidak survive tanpa pendampingan dan pembekalan manajemen.
“Pendampingan dan pembekalan manajemen ini wajib. Juga pemahaman bahwa masyarakat khususnya yang muda mau bekerja, tidak sekedar bersandar dari bantuan,” tambahnya.
Maka di tahun 2024 mendatang, Cahyo Siswo Utomo kembali maju caleg dengan mengemban visi misi menjadikan Kota Surabaya yang makmur, adil dan juara. Makmur, jelas Cahyo, memiliki maksud warga yang makmur, tidak ada pengangguran. Kemudian adil, Surabaya menjadi kota inklusi yang artinya semua warga bisa menikmati dan merasakan fasilitas-fasilitasnya, dari lansia, disabilitas, anak-anak, perempuan dan sebagainya.
“Juara ini artinya juara dalam menyebarkan kebaikan. Termasuk juga meningkatkan potensi sebagai Kota Layak Anak dan menyelenggarakan pendidikan yang ideal, bahwa semua anak di Surabaya bisa sekolah, pendidikan dasar terpenuhi,” pungkas pria yang juga hobi berolah raga futsal.(Nor)