Surabaya 24 Hours

Resmi Diluncurkan di Surabaya! Begini Sensasi Naik Feeder, dan Rute Lengkapnya 

Angkutan feeder telah resmi beroperasi di Surabaya, tepat pada Kamis (2/3/2023). Bertajuk Wira-Wiri Suroboyo, angkutan penumpang ini difungsikan untuk mengurai kemacetan di Kota Pahlawan. Dalam seremoni peresmian yang dipimpin langsung oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, telah diluncurkan 52 unit transportasi feeder yang terdiri dari 14 mobil Hiace berkapasitas 14 penumpang, dan 38 unit mobil GranMax berkapasitas 10 penumpang. Memilik dimensi lebih kecil, adanya feeder dimaksudkan untuk menjangkau jalan-jalan yang lebih sempat, dan belum terlayani oleh Suroboyo Bus, ataupun Trans Semanggi Suroboyo. 

Feeder akan beroperasi selama 16 jam per hari, yakni mulai pukul 05.30-21.00 WIB. Lebih lanjut, angkutan ini melayani lima (5) rute perjalanan, antara lain Terminal Benowo-Tunjungan, Puspa Raya-HR Muhammad, SWK Penjaringan Sari-Gunung Anyar, PNR Mayjend Sungkono-Embong Wungu, dan Terminal Intermoda Joyoboyo-Terminal Bratang-Kedung Asem.

Penasaran akan sensasi naik feeder, Aspirasi Virtual pun mencoba langsung trasportasi ini dari Terminal Intermoda Joyoboyo menuju Halte Universitas 17 Agustus. Ketika tiba di Terminal Intermoda Joyoboyo, ternyata telah tersedia 2-3 feeder berkode 03 yang siap mengantarkan penumpang. Tak perlu menunggu, saya bisa langsung naik dan berangkat menuju lokasi tujuan. Untuk diketahui, feeder telah menggunakan pintu otomatis, sehingga penumpang tak perlu menyentuh pintunya ketika akan masuk ke dalam angkutan. Lebih lanjut, angkutan ini memiliki bangku yang nyaman dengan dilengkapi sabuk pengaman. Tak hanya itu, feeder juga dilengkapi AC, CCTV, GPS, juga tool keamanan (apar & pemecah kaca), demi keamanan dan kenyamanan penumpang. 

Setelah duduk, penumpang akan disapa oleh seorang kondektur yang bertanya, “Turun di mana kak?”. Benar, selain seorang sopir,  feeder juga memiliki seorang helper yang siap memberikan segala informasi yang kamu butuhkan, dan menangani pembayaran. Tarif angkutan ini hanya Rp5 ribu saja untuk umum, dan Rp2.500 untuk pelajar selama dua jam perjalanan. Di sisi lain, tarif gratis berlaku bagi parap penumpang  lansia, veteran, dan anak dibawah 5 tahun. Metode pembayaran yang tersedia adalah melalui Kartu Uang Elektronik (KUE), juga QRIS Barcode. Menariknya, pembayaran ini juga telah terkoneksi dengan Suroboyo Bus, di mana setiap penumpang  tak perlu membayar kembali ketika naik feeder, jika sebelumnya telah menggunakan Suroboyo bus dengan durasi waktu kurang dari dua jam. 

Kayla (20) salah satu penumpang feeder, mengaku merasa nyaman dan menikmati perjalanan, setiap menggunakan angkutan umum ini. 

“Sangat nyaman, saya juga ngerasa aman. Apalagi tarifnya murah bagi saya mahasiswa, dan gak perlu nunggu terlalu lama di halte.” Terangnya. 

Kayla juga menyambut baik adanya feeder. Harapannya sama, semoga adanya angkutan umum baru ini dapat mengurangi kemacetan di Kota Pahlawan. 

“Membantu sekali. Akhirnya ada transportasi umum yg menjangkau jalanan kecil, seperti di perkampungan-perkampungan. Ya, semoga bisa mengurangi kemacetan.” Tutupnya. 

Exit mobile version