Ada hal yang perlu kita pahami, tujuan komunikasi publik adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat luas atau kelompok berskala besar. Fungsinya agar mereka semua ini tahu dengan aktivitas-aktivitas organisasi ataupun pihak-pihak yang menjadi obyek perhatian.
Kalau dikaitkan pada pelayanan lambat di RSUD Soewandhie, saat itu Walikota Surabaya Cak Eri Cahyadi memang terlihat memberikan pemahaman bagaimana seharusnya pelayanan publik itu.
Saat itu, ada pasien di RSUD tersebut yang mendapat layanan lambat. Menurut saya, sudah tepat kalau Cak Eri memberikan teguran yang sangat keras kepada manajemen RSUD Soewandhie. Dan perlu sekali rumah sakit melakukan perbaikan-perbaikan khususnya di bidang pelayanan.
Pada ranah komunikasi publik, akhirnya melibatkan banyak aspek. Salah satunya bisa kita lihat efek/akibat atas teguran dari Cak Eri ketika beliau marah-marah di RSUD Soewandhie, bagaimana pendapat masyarakat. Apalagi teguran Cak Eri tersebut diliput media dan viral pada saat itu.
Hal tersebut merupakan bagian dari upaya pemerintah kota untuk memperhatikan bentuk pelayanan yang langsung bersentuhan dengan masyarakat. Ternyata selama ini tidak ditangani dengan baik di rumah sakit.
Disitulah kita bisa melihat interaksi antara Cak Eri dengan masyarakat, ataupun pemerintah kota dengan pihak rumah sakit. Dari kejadian tersebut akhirnya ditemukan bahwa ada satu pesan komunikasi dari pemkot ke rumah sakit yang tidak tersampaikan sepenuhnya. Dan pelayanan di rumah sakit tersebut menjadi sorotan banyak pihak.
Pemkot Surabaya sejauh ini sudah melakukan upaya komunikasi yang baik untuk warganya. Mulai dari hal media relation dan kebijakan lainnya.
Menurut saya, pemerintah kota masih perlu memperhatikan bidang kesehatan. Terutama pasca pandemi Covid-19 apakah pelayanan dari unit kesehatan sudah sesuai seperti yang diharapkan pemerintah selama ini?
Ratna Puspita Sari, M.Med.Kom. Kepala Penjaminan Mutu Stikosa-AWS
