Surabaya 24 Hours

Polusi Buih/Busa Menutupi Sungai Surabaya, Dewan Ingin IPAL Komunal Ditambah dan Sungai Diawasi CCTV

Pasca pulih dari masa pandemi, Pemkot Surabaya memang mendorong warga dan pengusaha untuk menggenjot perekonomian. Namun baiknya pembuangan limbah usaha juga musti diawasi. Terlebih, beberapa waktu lalu sepanjang sungai di Kalisari Damen Kecamatan Mulyorejo tertutup buih/busa.

Menurut Wakil Ketua Komisi D DPRD Kota Surabaya, munculnya busa/buih yang menutupi sungai ini harus segera ditangani secara preventif. Ajeng Wira Wati menuturkan, jumlah IPAL Komunal harus ditambah. Selain itu, untuk memastikan warga sekitar sungai tidak terdampak, puskesmas juga harus ikut andil mengedukasi warga untuk mandiri menjaga kesehatan dan melapor jika ada keluhan akibat polusi tersebut. 

“Pertama, mempercepat, memperbanyak dan membenahi IPAL Komunal untuk limbah rumah tangga agar tidak langsung dibuang ke sungai. Kemudian, puskesmas juga harus turun tangan, jangan sampai ada bencana kesehatan akibat polusi,” kata Ajeng, Senin (15/8/2022).

Ajeng menambahkan, Pemkot Surabaya lewat jajarannya harus rajin melakukan pengecekan kepada setiap usaha baik skala kecil hingga besar, misalnya pabrik. “Untuk memastikan sanitasi IPAL-nya berjalan layak,” lanjutnya.

Bila perlu, tutur Ajeng, pemkot musti menambah SDM dan sarana CCTV di sekitar sungai. Hal ini untuk memastikan tidak ada pihak-pihak yang iseng membuang limbah langsung ke sungai.

Hal senada dituturkan Walikota Eri Cahyadi. Eri meminta jajarannya rajin mengawasi IPAL, khususnya limbah pabrik. Eri ingin memastikan, polusi busa/buih yang menutupi sungai tidak terjadi lagi.

“Saya sampaikan, kami tidak bisa mengeluarkan izin IPAL tanpa pengawasan. Cek airnya, diambil dan dites, sesuai dengan standar atau tidak,” tutur Eri.

Eri menegaskan, semua tempat usaha khususnya pabrik di Surabaya, harus memiliki IPAL. Keberadaan IPAL dirancang untuk mengolah, menyaring dan membersihkan limbah sebelum dibuang ke lingkungan.

“Jadi lebih banyak kami turunkan petugas untuk pengawasan,” pungkas Eri. (Nor) 

Exit mobile version