Telah bertahun-tahun lamanya Surabaya menjadi mercusuar pelayanan publik yang prima di Jawa Timur. Beragam inovasi seperti mal pelayanan publik hingga pelayanan berbasis digital telah diciptakan agar seluruh warga bisa merasakan manfaatnya.
Namun sayang, citra positif itu sedikit tercoreng akibat ulah oknum di salah satu kelurahan. Oknum kelurahan tersebut dinilai mengeluarkan kata-kata kurang mengenakkan kepada warga yang sedang mengurus akta kelahiran yang hilang. Akibatnya, kejadian ini pun menjadi viral di media sosial.
Kejadian ini memang tak sepantasnya terjadi. Apalagi di Kota Metropolis seperti Surabaya. Padahal, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi sudah sering mengingatkan agar ASN di lingkungan Pemerintah Kota Surabaya bekerja dengan ikhlas dan prima dalam melayani warga. Tak pelak, kejadian kurang baik ini menuai respon dari DPRD Surabaya.
Anggota Komisi A DPRD Surabaya, Arif Fathoni menyayangkan pelayanan yang buruk ini terjadi. Ia meminta kejadian ini menjadi pelajaran serta evaluasi. Tak hanya untuk kelurahan tersebut namun juga untuk seluruh ASN yang bertugas melayani masyarakat.
“Jadikan ini sebagai pelajaran bersama. Selain itu, kami juga meminta ada perbaikan yang lebih baik. Terutama di kelurahan yang sempat viral tersebut,” ujarnya, Rabu (13/7/2022).
Usai kejadian tersebut viral di media sosial, Arif Fathoni sempat mengunjungi kelurahan tersebut. Kedatangannya selain untuk mencari tahu kebenaran akan kejadian tersebut, juga untuk memastikan bahwa pelayanan publik di tingkat kelurahan harus tetap mengedepankan asas humanis dan pro rakyat. Oknum yang diketahui menjabat sebagai Kasi Pemerintahan di kelurahan tersebut juga telah meminta maaf kepada semua pihak. Terutama warga yang merasa kecewa dengan pelayannya.
Selain itu, Toni, sapaan akrabnya berpesan kepada seluruh ASN, khususnya yang melayani warga secara langsung untuk selalu memperlakukan warga dengan baik. Sebagai ASN yang digaji oleh negara, sudah sepantasnya memberikan pelayanan dengan prima.
“Kita ini kan pelayan warga, jadi ya harus terjun langsung dan memahami warga. Pahami apa yang diinginkan warga, bukan hanya menuntut warga mengikuti penjelasan dan aturan petugas,” imbuhnya.
Selain itu, Toni juga meminta agar menjadikan pemberitaan atau keluhan warga yang disampaikan melalui media sosial sebagai kritik membangun. Bukan sebagai upaya untuk menjatuhkan nama baik oknum atau instansi. Sebab, keluhan warga menjadi masukan berharga agar pelayanan publik bisa berubah menjadi lebih baik lagi.
Dengan demikian, pelayanan publik di Kota Surabaya bisa menjadi lebih prima ke depannya. Tidak hanya di tingkat atas, namun juga sampai di tingkat bawah. Sebab, memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat merupakan bentuk pengabdian ASN kepada negara. (fen)