Surabaya 24 Hours

Angin Segar bagi UMKM, Produk Berkualitas akan Masuk ke Hotel-Hotel

Pemerintah Kota Surabaya terus berusaha membangkitkan perekonomian di tengah naik-turun angka Covid-19. Salah satunya dengan gencar membantu promosi para UMKM binaan. Kali ini, Pemkot Surabaya menggandeng 46 hotel guna ikut mendukung produk-produk UMKM. 

Walikota Surabaya Eri Cahyadi ingin pengusaha hotel di Kota Pahlawan ikut bersinergi memberdayakan masyarakat. Buktinya, pada Jumat (18/3/2022) Pemkot Surabaya bersama Direktur dan General Manager (GM) dari 46 hotel Se-Surabaya menandatangani Nota Kesepakatan Bersama (NKB) . 

Acara penandatanganan NKB berlangsung secara hybrid di halaman Balai Kota Surabaya. Penandatangan ini dilakukan langsung Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi bersama dengan Direktur, General Manager (GM) atau perwakilan dari pihak hotel.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengucapkan terima kasih. Eri juga menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh pihak hotel yang mendukung perekonomian warga Kota Pahlawan. Melalui kolaborasi tersebut, dia optimistis, ke depan segala permasalahan sosial di Surabaya bisa diselesaikan. “Dengan kekuatan yang luar biasa antara Pemerintah Kota Surabaya dengan semua stakeholder dan khususnya hotel di Surabaya ini saya yakin, maka kemiskinan, pengangguran dan permasalahan di Kota Surabaya pasti bisa kita selesaikan dan kita lewati,” kata Eri Cahyadi.

Salah satu bentuk dari kerja sama ini adalah dengan menghadirkan produk-produk UMKM Surabaya ke setiap hotel. Namun Eri menegaskan, bila ada produk UMKM binaan pemkot yang dibandrol harga tinggi tapi tidak sesuai standar kualitas, ia meminta pihak hotel agar menolak.  Pemkot juga tidak bisa semena-mena dalam menjalankan kewenangannya.

 “Tetapi bagaimana kita (pemkot), membantu meningkatkan kemampuan dari UMKM kita, sehingga produknya bisa diambil oleh hotel-hotel sesuai standarnya,” ujar dia.

Karena itu, Wali Kota Eri Cahyadi juga memastikan, bahwa pemkot tak hanya sekadar memberikan pelatihan dan pendampingan kepada pelaku UMKM. Melainkan pula menjembatani mereka agar masuk menjadi bagian dari investasi yang ada di Surabaya. Maka dalam prosesnya, pemkot melakukan kurasi terhadap setiap produk UMKM yang akan dihadirkan di hotel Surabaya. 

“Tadi disepakati bahwa seperti sandal hotel, makanan kecil, kebutuhan seperti sabun, tusuk gigi itu semuanya bisa dipenuhi Pemkot Surabaya. Kemudian ada sayur-sayuran, setelah itu tenaga kerjanya  minimal 50 persen harus orang Surabaya dan ini semua harus disepakati,” papar Eri. 

Eri mengaku belum bisa fokus meningkatkan perekonomian di Kota Pahlawan. Sebab, sejak dilantik pada Februari hingga akhir November 2021, Wali Kota Eri Cahyadi harus berjibaku menekan tingginya kasus Covid-19. Hal ini pun berdampak pada seluruh sektor, tak terkecuali okupansi hotel yang mengalami penurunan.

“Tapi ketika bulan November 2021 Covid-19 sudah mulai turun, kita berjibaku bersama untuk terus membangkitkan ekonomi di Kota Surabaya. Alhamdulillah, dari tahun 2020 ekonomi Surabaya yang terkontraksi 4,85, pada tahun 2021 bangkit menjadi 4,29, bahkan lebih tinggi dari Nasional dan Jawa Timur. Matur nuwun (terima kasih) atas semua supportnya,” ujar dia.

Eri menambahkan,inilah wujud dari kolaborasi yang luar biasa sehingga perekonomian di Kota Surabaya bisa naik hingga 8 persen. Bagi Wali Kota Eri Cahyadi, menurunnya ekonomi itu akhirnya bisa dilewati dan dilalui karena adanya gotong-royong dan kebersamaan antara pemerintah dan stakeholder yang ada di Surabaya.

“Saya ingin membangun kota ini bukan karena tekanan dan paksaan. Saya ingin membangun kota ini bukan karena ada ketakutan dan ada jarak antara pengusaha dengan pemerintah. Tapi saya ingin membangun kota ini dengan rasa empati, rasa gotong royong dan rasa kekeluargaan,” tutur Eri. 

Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu menilai, ketika hotel atau mal berdiri di Kota Pahlawan dan mengangkat perekonomian warga sekitar, maka itu akan menjadi luar biasa. Hal ini pun terbukti melalui penandatanganan NKB yang dilakukan 46 hotel dalam upaya menggerakan perekonomian warga Surabaya. 

Perwakilan Direktur dan GM dari 46 hotel yang menandatangani NKB tersebut yakni Hotel Oakwood Hotel And Residence, Hotel Double Tree, Hotel Tunjungan, Hotel Mercure Grand Mirama, Hotel Country Heritage Resort, Hotel Bisanta Bidakara, Hotel Elmi, Hotel Gunawangsa Manyar, Hotel Vasa, Hotel Java Paragon, Hotel Aria Centra Surabaya, Hotel Grand Inna Tunjungan, Hotel Santika Premiere Gubeng, Hotel Arcadia, Hotel Verwood Surabaya, Hotel Crown Prince, Hotel Harris Gubeng, Hotel Ciputra World, Hotel Varna, Hotel Bekizaar dan Hotel G Suites.

Selain itu, ada pula Hotel Garden Palace, Hotel Midtown Residence, Hotel Grand Dafam, Hotel Sahid Surabaya, Hotel Midtown, Aston Inn, Hotel Ibis Surabaya City Center, Hotel Yello, Ibis Budget Diponegoro, Hotel Pop Gubeng, Hotel Narita, Hotel Pesonna, Pop Stasiun Kota, Hotel Pop Diponegoro, Hotel Istana Permata Ngagel, Istana Permata Dinoyo, Hotel Cleo Business Jemursari, Hotel Max One, Hotel Gunawangsa Merr, Hotel 88 Embong Malang, Hotel V3 (Vini, Vidi, Vici), Hotel Oval, Hotel Grand Surabaya, Deka dan Gold Vitel.

Exit mobile version